Usai Aksi Mogok Dokter, Giliran Ribuan Sopir Bus Korea Selatan Tuntut Kenaikan Upah

ERA.id - Ribuan sopir bus di Seoul, Korea Selatan, melakukan aksi mogok pada Kamis (28/3/2024). Aksi mogok ini dipicu oleh perselisihan upah yang diterima para sopir bus.

Menurut laporan Korea Times, aksi mogok ini merupakan yang pertama kali dilakukan pengemudi dalam 12 tahun terakhir. Para pengemudi menuntut kenaikan upah sebesar 12,7 persen per jam kepada pemerintah.

"Pembicaraan akan dilanjutkan pada hari ini. Saat ini kami tidak dapat mengatakan apakah pemogokan akan berlanjut hingga besok sambil menunggu hasil perundingan," kata juru bicara serikat pekerja.

Serikat pekerja, yang memiliki sekitar 18.000 anggota di 65 perusahaan, telah melakukan pemogokan, yang berdampak pada 7.210 bus dalam kota, yang mewakili 97,6 persen layanan bus di ibu kota.

Proses negosiasi kenaikan upah pun dilakukan pada menit-menit terakhir dengan kesepakatan kenaikan sebesar 4,48 persen ditambah bonus liburan sebesar 650.000 won (Rp7,6 juta). Kesepakatan itu dihasilkan setelah para sopir bus melakukan aksi mogok selama 11 jam.

Pemogokan umum tersebut, yang merupakan pemogokan umum pertama sejak tahun 2012, menyebabkan ketidaknyamanan besar bagi penumpang pada jam sibuk pagi hari, menunda waktu perjalanan bagi penumpang dan membuat penumpang yang tidak mendapat informasi terkejut.

Pemerintah kota telah meningkatkan pengoperasian kereta bawah tanah pada jam sibuk pagi dan sore hari untuk meminimalkan ketidaknyamanan penumpang dan memperpanjang jam operasional kereta bawah tanah dari jam 1 pagi hingga jam 2 pagi.

Sebanyak 25 pemerintah kabupaten di kota tersebut telah menyediakan layanan antar-jemput darurat gratis untuk memindahkan penumpang dengan cepat ke stasiun kereta bawah tanah.

Diketahui bus-bus di Seoul dioperasikan dengan sistem semi-publik di mana perusahaan swasta mengelola bus-bus tersebut sementara bus tersebut disubsidi dan diatur secara besar-besaran oleh pemerintah kota Seoul untuk memastikan aksesibilitas layanan.

Korea Selatan juga sedang mengalami pemogokan dokter karena ribuan dokter yang masih dalam masa pelatihan mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai protes terhadap rencana pemerintah untuk meningkatkan penerimaan sekolah kedokteran.