Pj Gubernur Bahtiar Soroti Joroknya Toilet Persinggahan Pemudik di Sulsel
ERA.id - Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin meminta organisasi lintas sektoral bekerja sama untuk memastikan arus mudik dan balik Lebaran Idul Fitri berjalan lancar tanpa kendala.
Bahtiar mengaku kondisi jalur darat di Sulsel belum maksimal, akibat banyaknya kerusakan jalan. Macet parah terjadi di titik-titik tertentu di antaranya poros Maros-Bone.
"Begitu ada satu mobil berhenti di tengah, langsung macet parah. Ini harus ada langkah antisipasi," ujar Bahtiar dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektoral Operasi Terpusat Ketupat 2024 jelang mudik Lebaran, Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, di Makassar, Kamis kemarin.
Selain itu, katanya, di jalur darat belum ada rest area yang layak dan memadai untuk menjadi tempat singgah kendaraan. Selama ini, kendaraan kebanyakan berhenti dan istirahat di rumah ibadah dan SPBU. Ditambah kondisi toilet di tempat persinggahan yang kotor dan jorok.
Selanjutnya, Bahtiar turut mengingatkan terkait ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) agar mencukupi, sehingga tidak jadi kendala dan mengakibatkan antrean panjang di SPBU. Begitu juga dengan harga-harga tiket, harus dipastikan tidak ada kenaikan agar tidak terjadi inflasi.
"Jangan sampai ada lonjakan harga tiket, ini bisa mengakibatkan inflasi. Kondisi ini harus kita jaga," imbaunya.
Kepada para pelaku usaha, khususnya distributor logistik, Bahtiar meminta secara khusus agar disalurkan paling lambat pekan ini, agar tidak menjadi penyebab kemacetan saat mudik nantinya.
Ia menginstruksikan organisasi perangkat daerah (OPD) Lingkup Pemprov Sulsel segera melakukan rapat internal untuk membahas dan mencari solusi dari persoalan tersebut, agar arus mudik dan balik berjalan lancar.
Untuk jalur laut, Bahtiar meminta bantuan Danlantamal dan Polairut, agar keamanan para pemudik yang menggunakan angkutan laut juga terjamin.
Sementara itu, Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian Ryacudu Djajadi bilang, secara nasional, juga ada potensi kenaikan jumlah pemudik tahun ini sampai 50 persen. Untuk itu harus ada jaminan keamanan bagi masyarakat selama mudik dan arus balik.
"Kita harus melakukan pemetaan di jalur macet dan bagaimana menjaga di pelabuhan dan bandara sebelum mudik, meningkatkan patroli dan menyediakan tim medis dan pos kesehatan di daerah yang rawan kecelakaan lalulintas," urainya.