Imbas Konflik Timur Tengah Memanas, Prancis hingga Inggris Larang Warganya Berkunjung ke Iran
ERA.id - Sejumlah negara termasuk Prancis, India, Rusia, Polandia, dan Inggris memperingati warganya agar tidak melakukan perjalanan ke Israel. Peringatan ini menyusul rencana Iran membalas serangan Israel beberapa waktu lalu.
Menurut laporan Al Jazeera, Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Iran, Lebanon, Israel dan wilayah Palestina.
Dalam sebuah pernyataan di media sosial X, kementerian tersebut menambahkan bahwa kerabat diplomat yang berbasis di Iran akan kembali ke Prancis dan pegawai negeri Prancis kini dilarang melakukan misi apa pun di negara dan wilayah tersebut.
Inggris mengatakan kepada warganya untuk menghindari semua perjalanan kecuali perjalanan penting ke Israel dan Palestina karena kemungkinan serangan terhadap wilayah Israel dari Iran.
Dalam pembaruannya, Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris memperingatkan terhadap semua perjalanan ke Israel utara, Jalur Gaza, daerah dekat Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, kecuali Yerusalem Timur yang diduduki dan Rute 1 antara Yerusalem dan Tel Aviv.
Sementara itu, Rusia sangat menganjurkan warganya untuk menahan diri untuk bepergian ke wilayah tersebut, dengan menekankan risiko keamanan di Israel, Lebanon, dan Palestina.
“Situasi di zona konflik Palestina-Israel serta di wilayah ‘Garis Biru’ antara Lebanon dan Israel masih tidak stabil,” kata Kementerian Luar Negeri Lebanon.
Kementerian Luar Negeri Polandia juga menyarankan agar tidak melakukan perjalanan ke Israel, Palestina, dan Lebanon.
“Tidak dapat dikesampingkan bahwa akan terjadi peningkatan operasi militer secara tiba-tiba, yang akan menyebabkan kesulitan besar bagi mereka yang meninggalkan ketiga negara tersebut,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Eskalasi apa pun dapat menyebabkan pembatasan lalu lintas udara yang signifikan dan ketidakmampuan untuk melintasi perbatasan darat," tambahnya.
Pernyataan India mencakup Iran dan Israel, menyerukan warga India untuk tidak pergi ke kedua negara tersebut sampai pemberitahuan lebih lanjut mengingat situasi yang berlaku di wilayah tersebut.
Kementerian Luar Negeri di New Delhi mengatakan warga negara India yang berada di kedua negara tersebut harus melakukan tindakan pencegahan semaksimal mungkin mengenai keselamatan mereka dan membatasi pergerakan mereka seminimal mungkin.
Sementara itu Jerman memperingatkan warganya untuk meninggalkan Iran secara khusus, dengan mengatakan bahwa meningkatnya ketegangan dapat mempengaruhi rute keluar.
“Dalam ketegangan saat ini, terutama antara Israel dan Iran, terdapat risiko peningkatan yang tiba-tiba,” kata Kementerian Luar Negeri.
“Warga negara Jerman menghadapi risiko nyata ditangkap dan diinterogasi secara sewenang-wenang serta dijatuhi hukuman penjara yang lama. Warga negara ganda yang berkewarganegaraan Iran dan Jerman sangat berisiko,” tambahnya.
Secara terpisah, maskapai penerbangan andalan Jerman Lufthansa memperpanjang penangguhan penerbangan ke dan dari Teheran hingga Kamis dan tidak akan menggunakan wilayah udara Iran selama waktu tersebut.
Sementara itu, Amerika Serikat telah membatasi karyawannya di Israel dan anggota keluarga mereka untuk melakukan perjalanan pribadi ke luar wilayah Tel Aviv, Yerusalem, dan Beersheba.
"Serangan yang akan segera dilakukan oleh Iran terhadap Israel adalah ancaman yang nyata dan dapat dilakukan," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby.
Di sisi lain, Joe Biden menekankan bahwa AS mendukung penuh Israel dan memperingati Iran untuk tidak melakukan serangan. Biden menekankan bahwa Iran tidak akan berhasil menghancurkan Israel.
"Kami mengabdi pada pertahanan Israel. Kami akan mendukung Israel. Kami akan membantu membela Israel, dan Iran tidak akan berhasil," ujar Biden.
Israel juga meningkatkan serangan terhadap personel Iran dan sekutunya di Suriah dan Lebanon dan hampir setiap hari melancarkan serangan lintas perbatasan dengan kelompok Hizbullah Lebanon sejak awal perang.