Memprediksi Kebijakan Luar Negeri Dua Capres

Jakarta, era.id - Kebijakan luar negeri jadi salah satu hal yang disoroti dalam pencalonan dua pasang presiden dan wakil presiden dalam Pemilu 2019. Meski banyak berlawanan dalam berbagai hal, dua pasang calon diprediksi akan mengusung arah yang sama soal kebijakan politik luar negeri, yakni bebas aktif.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi I dari Partai Golkar, Meutya Hafid. Dalam diskusi bertajuk Arah Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan Indonesia 2019-2024: Menimbang Ide dan Gagasan Pasangan Capres-Cawapres yang digelar di Jakarta, Rabu (21/11/2018).

"Politik luar negeri bebas aktif dengan memperkuat kepemimpinan Indonesia di ASEAN dan menjadi Dewan Keamanan PBB," tutur Meutya ditulis Antara.

Seperti yang telah disampaikan Presiden Jokowi dengan meminjam kisah Game of Thrones, Indonesia diharapkan dapat mempersatukan dan menjembatani kekuatan yang tengah bertarung serta diperhitungkan di kancah dunia.

Perlindungan warga negara dan tenaga kerja Indonesia di luar negeri pun dikatakannya masih menjadi fokus pemerintahan Jokowi-Ma'ruf apabila terpilih nantinya.

"Banyak tenaga kerja di luar negeri yang harus dibenahi," ujar Meutya.

Senada, hal tersebut juga disampaikan Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Rizal Darmaputra. Dalam kesempatan tersebut, ia mengatakan, apabila pasangan nomor urut 02 tersebut terpilih, politik luar negeri bebas aktif masih akan diterapkan. Penguatan sistem pertahanan dengan kenaikan anggaran setiap tahun, dikatakannya, menjadi kebijakan yang juga akan dilakukan.

"Pak Prabowo dan Pak Sandiaga ingin membangun kedaulatan maritim yang tangguh dan kuat," ucap Rizal.

Sementara itu, Dosen Universitas Pertahanan Kusnanto Anggoro memperkirakan tidak akan terjadi perubahan fundamental kebijakan luar negeri hingga 2024 karena para pemimpin dunia diperkirakan masih orang yang sama.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping diperkirakan masih akan melakukan perang dagang. Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin baru saja mempanjang masa jabatan presiden menjadi enam tahun.

"Konstelasi internasional masih sama hingga 2024," kata dia.

Tag: pemilu 2019