Israel Tutup Kantor Berita Al Jazeera, Sejumlah Peralatan Penyiaran Disita

ERA.id - Pemerintah Israel mengeluarkan perintah penutupan kantor lokal jaringan berita Al Jazeera Qatar. Penutupan itu juga termasuk penyitaan sejumlah peralatan penyiaran.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan wartawan Al Jazeera sudah merugikan keamanan Israel dan menghasut para tentara. Dia pun menegaskan penutupan kantor berita Al Jazeera sudah sepantasnya dilakukan.

"Wartawan AL Jazeera merugikan keamanan Isreal dan menghasut tentara. Sudah waktunya untuk menghapus corong Hamas di negara kita," kata Netanyahu, dikutip AFP, Senin (6/5/2024).

Perintah luar biasa tersebut, yang mencakup penyitaan peralatan penyiaran, mencegah penyiaran laporan saluran tersebut dan memblokir situs-situsnya, diyakini merupakan pertama kalinya Israel menutup outlet berita asing yang beroperasi di negara tersebut.

Al Jazeera mematikan penyedia kabel dan satelit utama Israel beberapa jam setelah perintah tersebut. Namun, situs webnya dan beberapa tautan streaming online masih beroperasi pada hari Minggu.

Pemerintah Israel telah mengambil tindakan terhadap wartawan selama beberapa dekade sejak didirikan pada tahun 1948. Namun secara luas memungkinkan terjadinya keributan media yang mencakup biro-biro asing dari seluruh dunia, bahkan dari negara-negara Arab.

Israel juga memblokir siaran asing dari saluran berita Al Mayadeen yang berafiliasi dengan Hizbullah dan berbasis di Beirut pada awal perang.

"Sebuah undang-undang yang disahkan bulan lalu memungkinkan pemerintah untuk mengambil tindakan terhadap Al Jazeera," kata kantor Netanyahu.

Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi kemudian mempublikasikan rekaman online pihak berwenang yang menggerebek sebuah kamar hotel yang disiarkan Al Jazeera dari Yerusalem timur, yang diharapkan oleh Palestina suatu hari nanti untuk negara mereka di masa depan. Dia mengatakan petugas menyita beberapa peralatan saluran di sana.

“Kami akhirnya mampu menghentikan mesin hasutan Al Jazeera yang merugikan keamanan negara,” kata Karhi.

Kantornya mengatakan akan melarang Al Jazeera beroperasi di Israel setidaknya selama 45 hari, sebuah tindakan yang dapat diperbarui.

Keputusan tersebut mengancam akan meningkatkan ketegangan dengan Qatar pada saat pemerintah Doha memainkan peran penting dalam upaya mediasi untuk menghentikan perang di Gaza, bersama dengan Mesir dan Amerika Serikat.

Qatar memiliki hubungan yang tegang dengan Netanyahu khususnya sejak dia membuat komentar yang menyatakan bahwa Qatar tidak memberikan tekanan yang cukup pada Hamas untuk mendorong Hamas agar mengalah dalam perjanjian gencatan senjata. Qatar menjadi tuan rumah bagi para pemimpin Hamas di pengasingan di Doha.

Kedua belah pihak tampaknya hampir mencapai kesepakatan, namun beberapa putaran perundingan sebelumnya berakhir tanpa kesepakatan.