Temui Menteri Kesehatan, Kelompok Pro-Ganja Desak Pemerintah Batalkan Kebijakan Narkotika di Thailand
ERA.id - Lusinan pendukung ganja di Thailand mendesak pemerintah untuk membatalkan rencana memasukkan kembali ganja ke dalam daftar narkotika. Mereka mendesak Menteri Kesehatan untuk memikirkan kembali kebijakan tersebut.
Kelompok pro-ganja itu bertemu dengan Menteri Kesehatan pada Kamis (16/5/2024) dan mendesak pemerintah untuk memikirkan kembali pembalikan kebijakan tersebut.
"Bahkan untuk penggunaan medis, jangan memasukkan tanaman rakyat ke dalam sistem. Ini telah menjadi resep kami selama ratusan tahun. Ketika Anda memerlukan izin, ada korupsi," kata Prasitchai Nunual, sekretaris jenderal Cannabis Future Network Thailand, dikutip Reuters, Kamis (16/5/2024).
Pekan lalu, Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin telah mendorong untuk mengizinkan penggunaan ganja hanya untuk tujuan medis, dan menjanjikan sikap tegas terhadap obat-obatan terlarang yang menurutnya menyebabkan kecanduan dan menghancurkan masa depan generasi muda.
Rencana perubahan drastis kebijakan tersebut terjadi hanya dua tahun setelah mendekriminalisasi ganja. Thailand pertama kali melegalkan ganja untuk penelitian dan penggunaan medis pada tahun 2018 dan dua tahun lalu menghapus tanaman tersebut dari daftar narkotika nasional, sehingga memungkinkan orang untuk menanam, menjual, dan mengonsumsi ganja.
Hal ini menyebabkan ledakan penggunaan ganja untuk tujuan rekreasi, dengan ribuan kafe dan apotek ganja bermunculan di seluruh negeri, terutama di tempat-tempat wisata, sebuah industri yang diperkirakan bernilai hingga USD1,2 miliar pada tahun 2025.
Para pengkritik mengatakan liberalisasi dilakukan secara terburu-buru oleh pemerintahan sebelumnya, karena belum ada rancangan undang-undang ganja atau peraturan yang jelas di Thailand, sehingga menyebabkan kebingungan dan penyalahgunaan publik secara luas.
Thailand memiliki tradisi panjang dalam menggunakan ganja untuk menghilangkan rasa sakit dan kelelahan, dan juga digunakan dalam pengobatan dan resep tradisional. Menteri Kesehatan Masyarakat Somsak Thapsutin mengatakan kepada kelompok tersebut bahwa ganja harus digunakan hanya untuk tujuan medis.
Namun banyak pelaku bisnis ganja mengatakan bahwa masalahnya bukan pada penggunaan ganja untuk tujuan rekreasional, namun pada ketidakjelasan aturan dan regulasi.
“Tidak ada yang lebih masuk akal daripada Undang-Undang Ganja yang komprehensif, yang sudah mengatasi masalah keamanan seperti penggunaan ganja di kalangan anak-anak dan mengendalikan pertumbuhan ganja,” kata aktivis dan pengecer ganja Chokwan Chopaka.
“Kami tidak mendukung penggunaan ganja liar di Thailand, namun kebijakan yang mendukung petani, pengecer, dan pengguna medis," pungkasnya.