Dirtipinarkoba Bareskrim Polri Ngaku Pernah Cicipi Es Krim Ganja di Thailand: Rasanya Daun-Daun
ERA.id - Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipinarkoba) Bareskrim Polri, Brigjen Pol Krisno Siregar mengaku pernah mencicipi es krim ganja. Pengalamannya itu dia dapatkan saat melakukan kunjungan ke Thailand beberapa waktu lalu.
Hal tersebut diungkapkan Krisno saat menghadiri Forum Group Discussion (FGD) bersama Komisi III DPR RI terkait dengan masukan pandangan soal peluang RUU perubahan kedua UU Narkotika, termasuk isu legalisasi ganja untuk keperluan medis. Acara di gelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/7).
Awalnya, Direktrur Narkotika Kejaksaan Agung yang juga peserta FGD, Darmawel menanyakan perihal kesiapan masyarakat terhadap legalisasi ganja medis.
"Apakah masyarakat kita sudah siap belum untuk melaksanakan ganja medis ini. Kalau kita bicara persoalan apakah selama ini narkotika tidak bisa diberikan untuk medis, kan sudah, misalnya morfin untuk pengobatan. Medis dia," kata Darmawel dikutip dari kanal YouTube Komisi III DPR Ri Channel, Rabu (6/7/2022).
Darmawel mengkhawatirkan legalisasi ganja medis justru disalahgunakan, terlebih tidak semua masyarakat memiliki pemahaman utuh mengenai kegunaan ganja untuk medis.
Dia lantas mencontohkan di Thailand mulai banyak bermunculan olahan ganja, salah satunya untuk dijadikan varian es krim. Diketahui, Thailand merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang baru-baru ini melegalisasi ganja medis.
"Kami dengar, di Thailand itu memang sudah legal ganjanya. Tetapi kami lihat juga ternyata ini bukan hanya untuk medis, sudah ada buka rumah makan dengan menggunakan ganja. Mereka bikin makanan seperti es krim dengan ganja. Nah ini apakah bisa siap tidak kita untuk menanggulangi persoalan-persoalan seperti ini," kata Darmawel.
"Takutnya nanti ini dianggap legal. Kalau legal artinya boleh ngapain saja, ini yang dikhawatirkan," imbuhnya.
Menanggapi pertanyaan itu, Dirtipinarkoba Bareskrim Polri Krisno pun mengamini bahwa Thailand mulai banyak membuat produk olahan ganja, salah satunya es krim.
"Jadi kalau sekarang pergi ke Thailand, ya es krim, saya sudah coba. Saya enggak tahu waktu tes urin itu saya positif enggak. Tapi saya sudah coba itu (es krim ganja) pak. Namanya Vannila Cannaboit ice cream gitu," kata Krisno.
Krisno mengaku, saat mengcicipi es krim tersebut rasanya seperti dedaunan.
"Rasanya daun-daun," kata Krisno.
Meski begitu, Krisno mengakui bahwa Thailand sudah lama melakukan kajian terkait manfaaat ganja. Sehingga, ganja tak hanya sekadar untuk keperluan medis saja, tetapi juga untuk kepentingan relaksional.
"Semua turunannya (ganja), sudah di jual di sana. Thailand rupanya sudah lama untuk melakukan kajian legalisasi ganja. Jadi mereka sudah lama sekali. Mereka juga bukan hanya terhadap untuk kepentingan medis, juga untuk kepentingan relaksional. Dan itu sudah dipakai," paparnya.
Berkaca dari pengalaman di Thailand, Krisno pun mengusulkan agar Indonesia juga melakukan kajian yang lebih mendalam dan komperhensif terkait wacana legalisasi ganja medis.
Menurutnya, kajian tidak hanya dari sisi kesehatan saja, tetapi juga bisa menggandeng ahli ekonomi hingga sosiolog.
"Kalau boleh sumbang saran ini harus melalui kajian yang komperhensif apakah dari psikologi atau ekonomi sekalipun atau pun dokter, dokter kesehatan jiwa atau orang-orang ahli tanaman," pungkasnya.