Mengapa Daging Babi Disebut Daging Terenak Sekaligus Dilarang dalam Islam?
ERA.id - Daging babi bagi banyak orang merupakan rajanya kuliner. Lantas mengapa daging babi disebut daging terenak dan banyak orang menyukainya?
Banyak orang menganggap bahwa daging babi memiliki rasa yang gurih, teksturnya yang empuk dan juicy, serta aroma yang menggoda lidah. Selain itu di balik kelezatannya, terdapat beberapa faktor yang menjadikan daging babi digemari.
Alasan Mengapa Daging Babi Disebut Daging Terenak
Salah satu pengguna Quora, David Wilcox menjelaskan rahasia kelezatan daging babi lantaran kandungan lemaknya.
Lemak babi memiliki cita rasa yang khas dan kolagen di dalam babi cukup lunak sehingga mudah dihidrolisis menjadi gelatin. Kedua hal ini turut berkontribusi pada kelezatan daging babi.
Sama seperti daging sapi muda, daging babi juga mudah dikaramelisasi yang semakin menambah cita rasanya. Namun, perlu diperhatikan untuk daging babi modern yang telah dibudidayakan menjadi lebih kurus, daging ini akan cepat kering jika terlalu matang.
Sementara itu, akun pengguna lain, Richard Tarver, yang berprofesi sebagai koki berpengalaman selama 30 tahun, menjelaskan hubungan babi dan kebiasaan jorok yang dilakukan seperti berkubang di lumpur.
“Seseorang berkata kepada saya bahwa makan daging babi itu tidak baik untuk kesehatan karena mereka suka menggelendot di lumpur. Apakah ini benar?” terangnya.
Tarver menjelaskan jika memang benar babi suka bermain di lumpur. Tapi hal tersebut tidak ada hubungannya dengan keamanan daging babi untuk dimakan.
“Daging babi, seperti daging lainnya, disiapkan dengan berbagai cara untuk menghilangkan sebagian besar hal yang bisa berbahaya bagi manusia. Memasak dengan benar biasanya sudah cukup untuk memastikan keamanan.” imbuhnya.
Daging Haram yang Dilarang dalam Ajaran Islam
Hukum daging babi dalam Islam secara tertulis jelas diharamkan, namun larangan tersebut memiliki berbagai alasan spiritual dan praktis. Dari segi spiritual, mematuhi perintah Tuhan adalah inti dari keimanan Islam, dan menjauhi babi menjadi bukti ketundukan seseorang terhadap kehendak Allah.
Selain itu, mengkonsumsi babi dianggap berbahaya secara spiritual, karena mengotori tubuh dan jiwa, sehingga menghambat pertumbuhan dan kesucian spiritual.
Lebih lanjut, dari segi praktis, babi pada dasarnya tidak bersih dan mengandung berbagai risiko kesehatan. Tidak seperti daging lainnya, babi rentan terhadap parasit dan penyakit, sehingga berpotensi menjadi sumber penyakit bawaan makanan.
Dengan melarang konsumsi babi, Islam mengutamakan kesehatan dan kesejahteraan para pengikutnya, memastikan kesehatan fisik dan umur panjang mereka.
Meskipun dilarang secara ketat, konsumsi babi secara tidak sengaja karena faktor-faktor seperti ketidaktahuan atau kelalaian diperbolehkan. Dalam kasus seperti ini, fiqh Islam menawarkan panduan tentang pertobatan dan pencarian ampunan.
Dengan demikian, dalam agama Islam jelas aturan melarang makan daging babi karena beberapa alasan. Aturan tersebut bertujuan meningkatkan kesucian spiritual, membantu menjaga kesehatan yang baik, dan mendorong ketaatan pada perintah Tuhan.
Meskipun konsumsi babi secara tidak sengaja dapat terjadi, Islam menyediakan jalan untuk pertobatan dan pengampunan, terutama dengan menekankan pentingnya penyesalan dan perbaikan yang tulus.
Selain mengapa daging babi disebut daging terenak, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…