Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan Vina Hingga Rela Mati, Begini Tanggapan Pakar Ekspresi
ERA.id - Pernyataan Pegi Setiawan alias Perong, DPO kasus pembunuhan dan pemerkosaan Vina serta kekasihnya Eky di Cirebon, Jawa Barat menjadi viral dimedia sosial. Dengan tegas, Pegi membantah jadi otak pembunuhan Vina. Bahkan, Pegi mengaku rela mati jika dirinya berbohong.
Sosok Pegi yang diperlihatkan ke awak media, sesuai dengan foto yang beredar di media sosial. Saat diperlihatkan, Pegi menggunakan baju tahanan biru, diborgol dan dikawal ketat oleh petugas.
"Izin bicara, saya tidak pernah melakukan pembunuhan itu, ini fitnah. Saya rela mati," ujar Perong di sela-sela konferensi pers Polda Jabar, Minggu (26/5/2024).
Pakar ekspresi Kirdi Putra mengatakan gestur dan ekspresi Pegi tidak menunjukan rasa ketakutan dan kemarahan saat diperlihatkan ke awak media. Selain itu, gestur memperlihatkan Pegi geleng-geleng kepala.
"Pegi sama sekali tidak memunculkan ekspresi marah. Tidak ada tarikan ekspresi marah di wajahnya. Tidak ada ekspresi takut. Memang ada geleng-geleng kepala saat dibacakan kronologis rilisnya, bukan berarti dia nggak salah," ucap Kirdi Putra, dikutip dari akun TikTok @p1sangkubelummasak.
"Faktanya bahwa dia geleng-geleng kepala. Itu fakta dibilang nggak bisa dibilang bohong. Geleng-geleng artinya dia nggak salah, itu salah," lanjutnya.
Kirdi Putra juga menyoroti gestur Pegi Setiawan yang kerap tertunduk saat konferensi pers. Menurutnya, gestur menunduk menunjukan seseorang merasakan penyesalan.
"Menariknya adalah setelah geleng-geleng, bagian berikutnya adalah menunduk. Biasanya menunduk itu menghindari paparan visual atau menunjukan seseorang itu menyesal. Pertanyaan saya kalau dia nggak salah, kenapa nyesal? Ngapain dia menghindari rata-rata sama visual?" jelasnya.
Sang pakar ekspresi juga menyoroti perkataan Pegi yang membantah pembunuhan Vina hingga rela mati. Namun, dirinya menganggap pernyataan Pegi tidak jelas dan tak detail mengenai tidak mati.
"Yang kedua ketika dia mengatakan bahwa dia tidak melakukan, dia rela mati. Rela mati untuk apa? konteksnya nggak nyambung. 'Saya tidak melakukan, saya rela, sumpah demi Tuhan. Kalau misalnya perlu saya mati sekarang juga'. Nah gitu loh lengkapnya," imbuhnya.
Ketika membantah membunuh Vina, Pegi tak menunjukan ekspresi marah. Disisi lain, ia juga mempertanyakan polisi yang baru menangkap Pegi setelah 8 tahun jadi buron polisi.
"Ketika dia bicara, tidak ada ekspresi marah yang eksplisit keluar. Mengatakan sesuatu dengan lantang tidak menjadikan orang itu tidak salah lho," imbuh Kirdi Putra.
"Jujur aja ngomong, itu kan menimbulkan tanda tanya besar buat teman-teman kepolisian. Memang kepolisian Indonesia tidak sempurna. Banyak sekali kasus-kasus yang menurut saya patut dipertanyakan," lanjutnya.
Unggahan itu dibanjiri respon netizem. Sebagian netizen sependapat dengan pernyataan dari Kirdi Putra. Namun, sebagian netizen justru menghujat sang pakar ekspresi.
"Lebih tragis dan miris lg, aku mendengarkan omonganmu ini," komentar akun @tuttik*****
"Saya kalo marah juga gak berekspresi pak, datar saja. Gimana donk, model saya emang begitu," tulis akun @suzysyokhie****
"Aku koq setuju sama pendapat bapak inih," kata akun @tien@*****
"Setuju bgt pak, setidaknya tdk ad org mau mati sia-sia. Kalau memang tdk salah," lanjut akun @Aqua****
Pegi sebelumnya ditangkap pada Selasa (21/5/2024) di wilayah Kopo, Bandung, Jawa Barat. Selama berada di Bandung, Pegi diketahui bekerja sebagai kuli bangunan. Perong diduga terlibat dan berperan sebagai otak pembunuhan Vina dan Rizky alias Eky di Cirebon pada 2016 lalu.
Secara bersamaan, Polda Jabar meralat soal tersangka DPO kasus pembunuhan Vina Cirebon. Polda Jabar menekankan pelaku DPO yang semula berjumlah tiga orang, kini hanya satu orang yang sudah berhasil diamankan yaitu Pegi.