Katalog Queen Bakal Diakuisisi Sony Music Seharga Rp 20 Triliun
ERA.id - Katalog musik Queen kini sedang dalam proses diakuisisi oleh Sony Music seharga 1 miliar poundsterling (1,27 miliar dolar AS) atau sekitar Rp20 triliun.
Katalog musik Queen termasuk yang paling berharga di era rock dengan lagu klasik seperti “Bohemian Rhapsody”, “Another One Bites the Dust”, “Radio Ga Ga”, “39”, “Somebody to Love”, dan “You're My Best Friend” serta lagu-lagu yang menggetarkan stadion “We Will Rock You” dan “We Are the Champions,” lagu-lagunya populer secara global dan sangat menguntungkan.
Mengutip laporan Variety, satu-satunya pendapatan yang tidak tercakup dalam kesepakatan tersebut adalah untuk pertunjukan live. Adapun pertunjukan live akan dipertahankan oleh anggota pendiri Brian May dan Roger Taylor yang masih aktif melakukan tur dengan penyanyi Adam Lambert.
Satu pemain lain disebut-sebut sangat dekat dalam penawaran, namun gagal mencapai 900 juta dolar AS.
Selain itu, kesuksesan film biopik “Bohemian Rhapsody” pada tahun 2018 juga menunjukkan potensi hak nama dan kemiripan grup, dan kemungkinan musik jukebox yang dapat dibuka di London atau Broadway dan kemudian melakukan tur tanpa batas waktu.
Katalog tersebut, yang telah beredar selama beberapa tahun dan semakin dekat dengan Sony selama beberapa bulan terakhir, diperumit oleh hak rekaman musik grup tersebut untuk AS dan Kanada, yang diakuisisi oleh Disney, dengan harga yang dirahasiakan.
Pada suatu saat di tahun 2000-an pernah berhembus kabar kesepakatan lisensi awal senilai 10 juta dolar AS yang dicapai pada tahun 1991.
Hak-hak tersebut akan tetap menjadi milik Disney selamanya, meskipun sisa royalti anggota band tertentu dari mereka akan diberikan kepada Sony setelah kesepakatan ditutup.
Demikian pula, kesepakatan distribusi grup tersebut, yang saat ini berada di tangan Universal, akan diberikan kepada Sony di seluruh wilayah di luar AS dan Kanada ketika masa berlakunya habis pada tahun 2026 atau 2027.
Namun demikian, perwakilan Sony Music, Sony Music Publishing, Disney’s Hollywood Records, dan grup tersebut menolak atau tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait hal tersebut. (Ant)