Kondisi Penjara Penuh Sesak, Militer Israel Terpaksa Bebaskan 20 Aktivis Palestina
ERA.id - Pasukan militer Israel membebaskan sedikitnya 20 aktivis Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Pembebasan itu karena penjara penuh sesak dengan tahanan.
Menurut sumber Perusahaan Penyiaran Publik Israel, militer Israel dan Shin Bet (Dinas Keamanan Umum) terpaksa membatalkan penangkapan para aktivis Palestina karena kapasitas penjara sudah penuh sesak. Penangkapan itu sudah direncanakan pekan ini.
"Tentara Israel dan Shin Bet (Dinas Keamanan Umum) terpaksa membatalkan sekitar 20 operasi penangkapan yang direncanakan minggu ini karena kurangnya ruang di penjara," menurut lapor Perusahaan Penyiaran Publik Israel, dikutip Anadolu, Senin (24/6/2024).
"Karena kondisi yang memburuk di fasilitas penahanan, layanan keamanan terpaksa menilai risiko yang ditimbulkan oleh para tahanan," kata perusahaan tersebut.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa dinas keamanan Israel dipaksa melepaskan tahanan administratif karena kebutuhan mendesak. Para tahanan yang terpaksa dibebaskan adalah mereka yang ditahan tanpa dakwaan.
Namun sebagai gantinya, dinas keamanan Israel menahan mereka yang memiliki risiko keamanan lebih tinggi. Berdasarkan data Klub Tahanan Palestina, sedikitnya 6.627 tahanan ditahan tanpa tuntutan.
Pejabat keamanan Israel memperingatkan bahwa kekurangan ruang di pusat penahanan dan penjara dapat mengakibatkan pembatalan penangkapan dan tindakan pencegahan lebih lanjut di Tepi Barat yang diduduki.
Pada bulan April, Dinas Penjara negara tersebut dan Kementerian Keamanan Nasional mengatakan kapasitas penahanan yang ditentukan untuk tahanan Palestina di penjara Israel adalah 14.500. Padahal jumlah tahanan sebenarnya melebihi 21.000, menurut sumber yang sama.
Pekan lalu, harian Maariv mengatakan Tel Aviv telah menangkap sekitar 4.150 warga Palestina dari seluruh Tepi Barat sejak perang Gaza dimulai pada 7 Oktober lalu, menurut data Shin Bet.
Namun, Masyarakat Tahanan Palestina mengumumkan pada hari Minggu bahwa jumlah tahanan dari Tepi Barat yang diduduki sejak awal perang telah mencapai 9.345 orang, atau dua kali lipat jumlah tersebut.
"Penjajah telah melakukan kejahatan yang mengerikan terhadap para tahanan yang menyebabkan sedikitnya 18 kematian," kata Klub Tahanan Palestina awal bulan ini, dan menambahkan bahwa 310 wanita dan setidaknya 640 anak-anak termasuk di antara mereka yang ditahan.
Klub Tahanan juga mengecam penolakan Israel untuk mengizinkan Komite Internasional Palang Merah mengunjungi mereka dan memeriksa kondisi penahanan mereka. Menurut mereka, para tahanan mengalami kehausan, kelapran, dan perampasan kebutuhan dasar hidup.
"Setiap tahanan hanya memiliki satu set pakaian, sehingga mengadopsi kebijakan kepadatan yang berlebihan," katanya.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat yang diduduki sejak Israel melancarkan serangan militer mematikan terhadap Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 37.500 korban sejak 7 Oktober.