Expressive Writing sebagai Terapi Mengurangi Beban Pikiran
ERA.id - Apakah Anda pernah merasa terbebani oleh pikiran dan perasaan yang rumit?
Bisa jadi Anda membutuhkan terapi expressive writing. Apa itu expressive writing?
Expressive writing menjadi sebuah terapi yang dapat membuka ruang bagi Anda untuk menyelami lautan emosi dan mengekspresikan diri. Artikel ini akan membahas beberapa hal menarik mengenai teknik menulis tersebut.
Apa Itu Expressive Writing?
Di era modern ini tidak jarang manusia akan dibebani dengan berbagai pikiran dan perasaan yang rumit. Rasa cemas, stres, trauma, atau pengalaman tidak menyenangkan "expressive writing" atau menulis bebas hadir sebagai solusi pemulihan diri.
Dilansir dari laman Fisipol UGM, expressive writing juga dikenal sebagai "free writing", dan merupakan teknik terapi yang mengajak individu untuk menuangkan segala pikiran, perasaan, dan ide yang terlintas tanpa batasan dan tanpa perlu diedit.
Teknik Expressive Writing memberikan ruang aman bagi individu untuk mengeksplorasi diri secara mendalam, tanpa terbebani ekspektasi atau penilaian orang lain.
Manfaat Expressive Writing: Ekspresi Diri Lewat Menulis
Menurut Ranisa Ranisa Kautsar Tristi dari Biro Psikologi Dinamis dan Zahwa Islami dari Fakultas Psikologi UGM, menulis bebas menawarkan beberapa manfaat bagi kesehatan mental, terutama rasa trauma di masa lalu.
Meredakan ketegangan dan stres
Menulis dapat membantu manusia untuk memproses dan memahami pengalaman emosionalnya, sehingga mengurangi rasa cemas dan stres yang menumpuk.
Meningkatkan kesadaran diri
Lewat tulisan, Anda dapat merefleksikan pikiran dan perasaannya, sehingga lebih memahami diri sendiri dan pola pikirnya.
Meningkatkan kesehatan mental
Menulis bebas (tanpa terikat kaidah) dapat membantu individu dalam mengatasi trauma, depresi, dan kecemasan, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Kegiatan Expressive Writing sendiri mirip dengan kebiasaan remaja di tahun 90-an hingga 2000-an yang akrab dengan catatan harian, atau yang disebut sebagai kegiatan journaling.
Meskipun Expressive Writing memiliki kesamaan dengan menulis buku harian, namun metode ini memiliki fokus yang lebih terapeutik. Journaling dalam Expressive Writing tidak terpaku pada kronologi peristiwa, melainkan eksplorasi mendalam tentang pikiran dan perasaan.
Apa yang dimaksud dengan journaling?
Selama masa remaja, banyak orang sering mencurahkan isi hati dengan menulis di buku harian atau diary. Aktivitas ini memungkinkan kita mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan emosi mengenai berbagai peristiwa dalam hidup.
Dalam dunia psikologi, aktivitas ini biasa disebut sebagai journaling. Dilansir dari laman P2TKP USD, journaling adalah kegiatan menulis atau menggambar ide, pikiran, perasaan, atau emosi yang berhubungan dengan berbagai kejadian dalam hidup.
Popularitas journaling sendiri telah mendorong berbagai studi untuk meneliti manfaatnya, diantaranya dua pakar berikut:
- Dr. James Pennebaker, seorang psikolog dan ahli dalam Expressive Writing, menyatakan bahwa journaling dapat mengurangi tingkat depresi dan kecemasan serta meningkatkan kualitas hubungan sosial.
- Maud Purcell, seorang psikoterapis dan pakar journaling, juga menyebutkan bahwa journaling melibatkan penggunaan kedua sisi otak kita secara bersamaan.
Perlu diketahui, ketika melakukan journaling, otak kiri yang analitis dan rasional bekerja aktif, sementara otak kanan yang kreatif dan intuitif tetap berperan. Kombinasi ini dapat membantu menghilangkan hambatan mental.
Dengan demikian, journaling memungkinkan Anda menggunakan lebih banyak potensi otak untuk memahami diri sendiri dan dunia di sekitar. Selain itu, journaling juga melatih kreativitas, karena kita bebas menulis apa saja, kapan saja, dan dengan cara apa pun.
Selain apa itu expressive writing, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…