Tentara AS Didakwa Kasus Dugaan Penculikan dan Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur di Jepang
ERA.id - Seorang penerbang Angkatan Udara AS didakwa melakukan penculikan dan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di Prefektur Okinawa, Jepang. Pelaku melakukan tindakan tidak senonoh terhadap remaja perempuan berusia 16 tahun pada Desember lalu.
Penerbang Senior Brennon Washington, yang ditempatkan di Pangkalan Udara Kadena, didakwa atas dugaan kejahatan pada bulan Maret oleh pihak berwenang Jepang setelah diduga membawa gadis tersebut, yang berusia di bawah 16 tahun, dari taman setempat pada Malam Natal ke rumahnya
"Menurut dakwaan Brennon Washington, 25, mengundang gadis itu untuk berbicara dengannya di mobilnya di sebuah taman di Yomitan pada 24 Desember dan mengantarnya ke kediamannya sebelum melakukan tindakan tidak senonoh seperti menyentuh bagian bawah dada tubuh gadis itu dengan pengetahuan bahwa dia berusia di bawah 16 tahun," demikian laporan The Mainichi Shimbun, Kamis (27/6/2024).
Sekretaris kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, mengonfirmasi bahwa anggota militer tersebut diadili pada tanggal 27 Maret. Departemen Kepolisian Prefektur Okinawa bersama jaksa di Naha, ibu kota prefektur, sedang menyelidiki insiden tersebut, dan bahwa ada pengaduan resmi yang diajukan ke AS melalui pejabat di kementerian luar negeri negara tersebut.
"Ini sangat disesalkan. Insiden dan kecelakaan yang dilakukan oleh militer AS akan berdampak sangat besar terhadap penduduk setempat dan akan menjadi perhatian banyak orang," kata Hayashi.
Sidang pertama kasus ini dijadwalkan pada 12 Juli di Pengadilan Distrik Naha.
Sementara itu, kasus ini juga merupakan kasus terbaru dari serangkaian insiden kriminal yang dilakukan oleh anggota militer Amerika dan warga sipil yang terkait dengan militer di pulau tersebut selama beberapa dekade dan terus menimbulkan ketegangan di kalangan penduduk setempat.
Dugaan kejahatan tersebut mungkin akan membuka kembali luka lama antara militer AS dan masyarakat lokal di Jepang yang telah terkubur selama beberapa dekade, dan hal ini tampaknya akan memperburuk hubungan diplomatik antara kedua negara.
Okinawa terus menjadi tuan rumah bagi sebagian besar fasilitas militer AS di Jepang, hampir 80 tahun setelah kekalahan negara tersebut dalam Perang Dunia II. Kejahatan yang dilakukan oleh anggota militer AS dan personel non-militer selalu menjadi sumber keluhan bagi penduduk setempat.
Pemerkosaan terhadap seorang siswi Okinawa berusia 12 tahun oleh tiga prajurit AS pada tahun 1995 memicu gelombang kemarahan publik. Kasus lainnya termasuk pemerkosaan dan pembunuhan seorang wanita berusia 20 tahun pada tahun 2016 oleh mantan pekerja pangkalan AS yang kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.