Polisi: Pengusutan Kasus Kematian Mahasiswa UI Akseyna Terapkan Scientific Crime Investigation
ERA.id - Polisi menegaskan pengusutan kasus kematian mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Akseyna Ahad Dori di Danau Kenanga UI pada 2015 silam, dilakukan dengan metode scientific crime investigation.
"Penyidikan yang dilakukan di awal sudah menerapkan scientific investigation," kata Kapolres Metro Depok, Kombes Arya Perdana saat dihubungi, Kamis (27/6/2024).
Namun, penanganan kasus kematian Akseyna mengalami kendala. Kendala pertama ialah jasad korban sudah mulai membusuk ketika ditemukan. Diperkirakan, Akseyna sudah meninggal dua hari ketika ditemukan.
Saat ditemukan juga, penyidik belum mengetahui jika identitas jasad itu adalah Akseyna.
"Karena sidik jari tidak dapat menunjukkan identitasnya (sebab ada) perubahan karena membesarnya seluruh organ tubuh yang sudah mulai membusuk," ungkapnya.
Arya lalu menjelaskan tidak ada pembanding sidik jari ketika korban ditemukan. Akseyna baru dikenali empat hari kemudian setelah orang tuanya datang.
"Jadi 6 hari sejak kematian korban sampai dikenalinya korban ini menjadi obstacle yang membuat kerja penyidik menjadi sulit untuk mengungkap kejadian dari TKP yang ada," ujarnya.
Dalam waktu enam hari itu, yakni dari jasad ditemukan sampai dikenali, Arya menyebut lokasi kejadian tempat Akseyna ditemukan mengalami perubahan. Perubahan itu ditandai dengan banyaknya barang bukti yang sudah tidak ada dan posisi TKP tidak sama dengan posisi awal.
"Di sisi lain kita tidak bisa menemukan CCTV di UI yang menunjukkan korban dibunuh di wilayah danau atau di bawa ke arah danau," ujarnya.
Diketahui, Akseyna Ahad Dori ditemukan tewas mengapung di Danau Kenanga UI pada 26 Maret 2015. Awalnya dia diduga bunuh diri karena ditemukan secarik surat di kamar kosnya yang seolah-olah berisi pesan perpisahan. Namun, Irjen Krishna Murti, yang kala itu menjabat Dirreskrimum Polda Metro Jaya, menduga Akseyna dibunuh.
Polisi kemudian mencari jejak pembunuh Akseyna, tetapi mendapati kendala seperti TKP dan jenazah tak lagi steril. Ayah Akseyna, yang saat itu merupakan perwira menengah TNI AU, Kolonel (sus) Mardoto, masih yakin polisi mampu mengungkap kasus anaknya.