Kubu Jokowi Duga Ada Pelanggaran Kampanye di Reuni 212
"Itu sebenarnya kampanye terselubung yang disampaikan oleh Prabowo yang kebetulan memainkan isu Islam dan dalam hal ini 212," kata Karding saat dihubungi wartawan, Senin (3/12/2018).
Ketua DPP PKB itu bilang, reuni gerakan 212 yang awalnya ramai karena kasus penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) pada Pilkada Jakarta 2016, tapi kini berganti sebagai ajang kampanye terselubung menjelang Pemilu 2019. Karding pun menyayangkan hal ini terjadi.
"Acara kemarin itu kan diisi orang-orang pendukung Prabowo dan sejak awal diorganisir dan dikonsolidasikan dari seluruh Indonesia untuk hadir di acara Reuni 212 jadi panitia. Kemudian yel-yel berkembang dan lagu yang sempat dinyanyikan, serta konten yang disampaikan mengarah pada kampanye," kata dia.
Keyakinan acara Reuni 212 ini ditunggangi kubu Prabowo-Sandi adalah kehadiran elite partai politik pendukungnya di sana. Bahkan, Prabowo pun hadir di acara tersebut.
"Acara ini dihadiri oleh sebagian besar tokoh partai dan tokoh-tokoh timses dari BPN atau timses Pak Prabowo. Apalagi, statement yang disampaikan dalam pidato jelas kepada pencalonan Pak Prabowo atau dukungan kepada Pak Prabowo," ujar Karding.
Jumlah massa yang ikut aksi ini banyak dan memadati kawasan Monas. Karding pun tak khawatir dengan jumlah ini. Kata dia, kubu Jokowi-Ma'ruf juga bisa memobilisasi massa dengan jumlah yang lebih banyak.
"Kalau pemilihnya Pak Jokowi mau diturunkan seperti itu juga bisa. bahkan satu Jakarta penuh itu. Tapi kan bukan model kita. Jadi itu soal mobilisasi pendukung hard voters Pak Prabowo jadi kita enggak heran. Biasa aja," ungkap Karding.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menghadiri acara Reuni 212 di Monas. (Istimewa)
Mengkaji dugaan pelanggaran kampanye
Direktur Bidang Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Ade Irfan Pulungan mengatakan, timnya tengah mengkaji dugaan unsur pelanggaran kampanye dalam acara tersebut.
"Kami melihat ada beberapa poin yang dapat dikategorikan sebagai dugaan pelanggaran pemilu," jelas Irfan.
Menurutnya, dugaan pelanggaran pemilu itu tampak saat para peserta reuni menyanyikan lagu 2019 Ganti Presiden dan nyanyian presiden bohong. Selain itu pernyataan Rizieq Shihab dalam confrence call juga jadi salah satu poin pelanggaran kampanye yang tengah dikaji ia dan timnya.
"Saya melihatnya sangat tendensius karena sudah mengatakan, mengarahkan, memilih presiden dari itjima ulama. Itu kan jelas sebuah ajakan atau seruan," katanya.
"Nah, apakah itu bagi Bawaslu bukan kategori kampanye? Nah, kedua lagu. Lagu yang didengarkan di situ. Apakah bukan sebuah bentuk menganndung unsur penghinaan ataupun SARA? Kan mencela gitu? Kenapa itu terjadi lagu itu, itu terjadi proses pembiaran dari panitianya. Nah ini yang kita aneh juga," imbuhnya.
Supaya kalian tahu, saat acara reuni 212 pun capres nomor urut 02 Prabowo Subianto hadir. Selain Prabowo, hadir pula Gubernur DKI Anies Baswedan, Politikus senior PAN Amien Rais, Politikus Senior PKS Hidayat Nur Wahid, dan Ketua PAN sekaligus Ketua MPR Zulkifli Hasan.
Dalam acara itu, Prabowo yang diundang dalam acara itu sempat bilang dirinya tak akan berkampanye. Sebabnya, saat ini mantan Danjen Kopassus itu tengah menjadi capres di Pilpres 2019. Sehingga dirinya mematuhi semua ketentuan untuk tidak berbicara politik pada acara reuni tersebut.
"Saya tidak boleh kampanye, jadi saya hanya ingin mengucapkan terima kasih bahwa saya diundang hari ini oleh panitia," kata Prabowo kala itu.
Meski disebut bukan sebagai ajang kampanye namun lagu 2019 Ganti Presiden juga terdengar di tengah aksi massa Reuni 212 itu. Lagu itu diputar usai video ceramah Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.