Pelaku Penembakan Donald Trump Dikenal Pendiam, Bekerja di Panti Jompo dan Anggota Partai Republik

ERA.id - Pelaku penembakan Donald Trump, Thomas Matthew Crooks dikenal sebagai siswa berprestasi selama bersekolah. Crooks juga disebut sangat pendiam dan sering menjadi korban intimidasi teman sekelasnya.

Thomas Matthew Crooks, pelaku penembakan Donlad Trump diketahui bekerja sebagai asisten di sebuah panti jompo di Bethel Park. Namanya juga terdaftar sebgai anggota Partai Republik, mengikuti jejak ayahnya.

"Kami terkejut dan sedih mengetahui keterlibatannya karena Thomas Matthew Crooks melakukan pekerjaannya tanpa rasa khawatir dan pemeriksaan latar belakangnya bersih," kata administrator Pusat Perawatan dan Rehabilitasi Terampil Bethel Park Marcie Grimm, dikutip Reuters, Senin (15/7/2024).

Crooks juga tercatat sebagai siswa berprestasi selama duduk di bangku sekolah. Dia pernah menerima penghargaan sebesar 500 dolar AS (Rp8 juta) dari National Math and Science Initiative.

Menurut keterangan rekan-rekannya di sekolah, Crooks dikenal sebagai siswa pendiam dan sering dianggap 'kesepian' oleh teman-temannya. Selama di sekolah, dia juga tidak menunjukkan ketertarikan di bidang politik, tetapi tertarik di bidang pembuatan komputer dan bermain game.

"Dia sangat pintar. Itulah yang membuat saya kesal, dia seperti, anak yang sangat, sangat pintar, sepertinya dia unggul," kata teman sekelasnya.

"Tidak ada hal gila yang pernah muncul dalam percakapan apa pun," tambah temannya.

Meski demikian, teman yang tidak ingin disebutkan namanya itu tidak pernah mendengar kabar Crooks sejak lulus. Di sisi lain, rekan pelaku lainnya, Jason Kohler mengaku Crooks siswa pendiam dan sering diintimidasi.

"Dia pendiam, tapi dia hanya diintimidasi. Dia sering diintimidasi," ujarnya.

Lalu, kata Kohler, aksi intimidasi itu diterima oleh Crooks lantaran dia sering berpakaian yang aneh, seprti memakai pakaian berburu.

Crooks diidentifikasi sebagai pelaku penembakan Donald Trump ketika calon Presiden AS itu sedang berkampanye di Butler, Pennsylvania. Crooks kemudian mulai menembakkan senapan semi-otomatis model AR-15, yang dibeli oleh ayahnya.

Kejadian itu menewaskan seorang pria berusia 50 tahun dan melukai dua penonton lainnya, serta mengenai telinga Trump. Saat kejadian, Trump sempat mengepalkan tangannya ke para pendukung, seraya menandakan bahwa kondisinya baik-baik saja.

Sejauh ini, pihak terkait sedang melakukan penyelidikan atas kasus penembakan tersebut. Crooks diyakini bekerja seorang diri tanpa bantuan siapa pun.