Cerita Donald Trump Selamat dari Tembakan AR-15, Sepatu Sempat Copot-Bersyukur Kena Telinga
ERA.id - Donald Trump mengaku bersyukur hanya mengalami luka akibat insiden penembakan yang dialaminya pada Sabtu (13/7). Trump mengatakan dia seharusnya mati akibat peluru itu.
Mantan presiden AS itu mengungkapkan pengalaman mengerikan setelah menjadi sasaran tembakan oleh pemuda 20 tahun di Pennsylvania. Trump mengatakan dia seharusnya sudah mati akibat tembakan itu.
"Dokter di rumah sakit mengatakan dia belum pernah melihat hal seperti ini, dia menyebutnya sebuah keajaiban. Saya tidak seharusnya berada di sini, saya seharusnya sudah mati. Aku seharusnya sudah mati," kata Trump, dikutip The Sunday Times, Senin (15/7/2024).
Pada saat penembakan mematikan itu terjadi, Trump masih ingin terus berbicara di hadapan para pendukungnya. Namun agen Dinas Rahasia membawanya keluar panggung ketika telinga bagian Trump mulai mengeluarkan darah dan membawanya ke rumah sakit,
Selama kejadian penembakan terjadi, Trump juga terdengar mencari sepatunya yang terlepas. Menurut Trump, saat itu dia dipukul oleh agen rahasia yang memaksanya untuk berlindung dan turun dari atas panggung.
"Agen tersebut memukul saya dengan sangat keras sehingga sepatu saya terlepas, dan sepatu saya terasa ketat," ujarnya sambil tersenyum.
Mengenai pelaku yang ditembak mati oleh agen rahasia, Trump memberi pujian kepada mereka atas tindakan heroiknya. Pelaku ditembak mati di atap sekitar 130 meter dari panggung tempat Trump berbicara.
"Mereka menembaknya dengan satu tembakan tepat di antara kedua matanya. Mereka melakukan pekerjaan yang luar biasa. Ini tidak nyata bagi kita semua," katanya.
Lalu, kata Trump juga membahwa bagaimana foto ikoniknya yang mengepalkan tangan dengan kondisi telinga berdarah di depan para pendukungnya. Bagi Trump, foto itu seharusnya bisa diambil bila kondisinya sudah mati.
"Banyak orang mengatakan itu adalah foto paling ikonik yang pernah mereka lihat. Mereka benar dan saya tidak mati. Biasanya Anda harus mati untuk mendapatkan gambar ikonik," ungkapnya.
"Saya hanya ingin terus berbicara, tetapi saya baru saja tertembak," sambungnya.
Lebih lanjut, Trump mengatakan dokter di rumah sakit tempatnya dirawat mengatakan kepada dirinya bahwa dia tidak pernah melihat orang yang selamat dari serangan AR-15.
"Untungnya atau demi Tuhan, banyak orang yang bilang, demi Tuhan saya masih di sini," pungkasnya.
Akibat insiden penembakan itu, satu orang pria berusia 50 tahun meninggal di lokasi kejaidan, sedangkan dua lainnya terluka.