Pindah Ke Jateng karena Hasil yang Didapat Sudirman Said
Jawa Tengah selama ini memang identik dengan PDI Perjuangan. Pasangan Pilgub Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Taj Yasin awalnya diprediksi bakal menang telak. Tapi hasil di lapangan berkata lain.
Ganjar Pranowo dan Taj Yasin yang diusung PDIP, PPP, Demokrat, Nasdem mendapatkan 10.362.694 suara atau 58,78 persen. Sedangkan Sudirman Said dan Ida Fauziyah yang diusung Gerindra, PKB, PKS, PAN mendapatkan 7.267.993 suara atau 41,22 persen.
Hasil itu yang jadi salah satu landasan kenapa Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan memindahkan markas mereka, Januari 2019 mendatang ke Jateng. BPN merasa punya peluang besar merebut 'kandang' dari PDIP. Bahkan BPN menargetkan suara sebanyak-banyaknya karena sudah yakin punya basis pendukung di Jateng.
"Kita juga memiliki basis yang cukup kuat. Apalagi Pilkada kemarin dengan ibaratnya logistik yang apa adanya saja kita bisa 41 persen. Saya yakin bisa kok bisa melampui 50 persen," sebut anggota Dewan Pengarah BPN Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/12/2018).
Tujuannya sekali lagi jelas, Jawa Tengah bakal coba diusik oleh BPN. Meski daerah-daerah lain bukan berarti tak diperhatikan. Buat Fadli, pemindahanan markas biasa dalam pertarungan politik. Di dalam politik juga biasa melakukan perebutan daerah-daerah yang dikuasai oleh lawan-lawan politik.
"Kalau kita ada di satu garis, di mana daerah itu masih dikuasai lawan, ya kita berusaha untuk menguasainya, dalam hal ini tentu dengan cara damai dan konstitusional gitu. Winning heart and mind dari masyarakat," jelasnya.
Langkah ini sendiri sudah disindir Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Tengah, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul. Bagi dia, jika hanya ingin menggerus suara Jateng, tidak perlu memindahkan markas. Apalagi, katanya, teknologi informasi sudah sangat maju sehingga kemenangan bisa diraih tanpa markas.
"Pertanyaan saya apa urgensinya, kalau yang dinyatakan bahwa dia menggerus suara di Jawa Tengah. Menggerus suara di Jateng kan enggak perlu pindah markas. Hari ini yang namanya teknologi informasi sudah sangat pendek, tanpa markas pun kita bisa memenangkan pertempuran," kata Bambang, Senin (10/12) kemarin.
Jateng adalah startegi jitu
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago punya catatan dari strategi ini. Kata dia, ini adalah permainan psikologi perang yang dilakukan Prabowo-Sandi karena berani melakukan penetrasi ke kandang lawan untuk menggembosi suara si pemilik kandang.
"Jadi tujuan Prabowo-Sandi ke Jateng untuk membunuh mental lawan karena mereka mau memainkan psikologi perang, artinya mereka berani main di kandang lawan," kata Pangi.
Langkah ini dianggap tepat. Karena Jawa adalah kunci dalam setiap pemenangan politik. Pangi mengatakan, ada lima provinsi di Pulau Jawa yang jadi perhatian utama. Yaitu, Jawa Barat yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 32 juta, Jateng sebanyak 37 juta, Jawa Timur sebanyak 42 juta, DKI Jakarta sebanyak 9 juta dan Banten sebanyak 7 juta.