Ancam Akan Intervensi Israel, Erdogan: Tidak Ada Alasan Tidak Bisa!

ERA.id - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan melakukan intervensi ke Israel jika perang di Gaza terus berlanjut. Erdogan bahkan secara serius akan melakukan hal itu seperti di Libya.

Erdogan mengatkan kemungkinan bahwa Turki akan memasuki Israel seperti yang dilakukannya di masa lalu di Libya dan Nagorno-Karabakh. Namun dia tidak menjelaskan rincian lanjut soal intervensi tersebut.

"Kita harus sangat kuat agar Israel tidak dapat melakukan hal-hal konyol ini terhadap Palestina. Sama seperti kita memasuki Karabakh, sama seperti kita memasuki Libya, kita mungkin melakukan hal yang sama kepada mereka," katanya, dikutip Reuters, Senin (29/7/2024).

"Tidak ada alasan mengapa kita tidak dapat melakukan ini. Kita harus kuat sehingga kita dapat mengambil langkah-langkah ini," tambahnya.

Selain itu, Erdogan juga turut mengomentari pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu beberapa waktu lalu di Kongres AS. Dia mengecam kebohongan Netanyahu dan menyebutnya sebagai tindakan memalukan.

"Beberapa hari yang lalu, kita menyaksikan pemandangan memalukan itu bersama-sama di DPR AS. Kami malu atas nama kemanusiaan atas apa yang kami lihat di sana," ujarnya.

Erdogan lantas menyinggung soal kondisi Gaza yang hancur akibat serangan brutal Israel selama kurang lebih sembilan bulan. Menurutnya, tidak ada jaminan bahwa kondisi Gaza yang rata dengan tanah saat ini tidak dialami oleh Anatolia.

Selain itu, Erdogan juga menyinggung bagaimana Turki membela Palestina dan menerapkan kemanusiaan atas penindasan yang terjadi di Gaza. Dia menyebut Turki sebagai salah satu negara yang mengirim bantuan terbesar ke Gaza.

"Dalam hal bantuan kemanusiaan, kami adalah negara yang mengirimkan bantuan dalam jumlah terbesar ke Gaza. Di semua pertemuan internasional yang kami ikuti, kami mengangkat pembantaian yang dilakukan oleh Israel di Gaza," tegasnya.

Israel telah membunuh lebih dari 39.000 warga Palestina sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober oleh Hamas. Serangan mematikan tersebut telah memicu bencana kemanusiaan dan persidangan genosida yang sedang berlangsung di Mahkamah Internasional.

"Tidak ada yang diuntungkan dari pertumpahan darah kecuali para baron perang Barat," pungkasnya.