Amerika Serikat Kirim Jet Tempur dan Kapal Perang Tambahan ke Timur Tengah, Takut Serangan Balasan Iran?

ERA.id - Amerika Serikat mengerahkan lebih banyak jet tempur dan kapal perang Angkatan Laut ke Timur Tengah untuk memperkuat pertahanan. Pengiriman ini menyusul ancaman dari Iran dan sekutunya Hamas serta Hizbullah.

Dalam pernyataan Pentagon, pengiriman tambahan jet tempur dan kapal perang ke Timur Tengah sudah disetujui oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin. Kapal penjelajah dan kapal perusak Angkatan Laut yang dikirimkan itu bisa menembak jatuh rudal balistik ke Timur Tengah dan Eropa.

"Austin telah memerintahkan penyesuaian postur militer AS yang dirancang untuk meningkatkan perlindungan pasukan AS, untuk meningkatkan dukungan bagi pertahanan Israel, dan untuk memastikan Amerika Serikat siap menanggapi berbagai kemungkinan," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Sabtu (3/8/2024).

Pernyataan Pentagon menambahkan bahwa mereka akan meningkatkan kesiapan untuk menyebarkan lebih banyak pertahanan rudal balistik berbasis darat.

Berbagai spekulasi yang menyebut Pentagon mungkin tidak akan mengganti kelompok penyerang kapal induk USS Theodore Roosevelt di Timur Tengah setelah menyelesaikan penempatannya yang sedang berlangsung. Akan tetapi Austin memutuskan untuk merotasi kelompok penyerang kapal induk USS Abraham Lincoln untuk menggantikannya.

Selain itu, militer AS juga mengintensifkan penempatan sebelum 13 April, ketika Iran melancarkan serangan ke wilayah Israel dengan pesawat nirawak dan rudal.

Ancaman Hizbullah bisa menjadi tantangan baru bagi Amerika Serikat untuk mencegat pesawat nirawak dan rudal musuh mengingat persenjataan kelompok itu yang luas dan kedekatannya dengan Israel.

Pada saat itu, Israel berhasil menjatuhkan hampir semua dari sekitar 300 pesawat nirawak dan rudal dengan bantuan Amerika Serikat dan sekutu lainnya.

Kematian Ismail Haniyeh adalah salah satu dari serangkaian pembunuhan tokoh senior Hamas saat perang di Gaza antara Hamas dan Israel mendekati bulan ke-11 dan kekhawatiran tumbuh bahwa konflik tersebut menyebar ke seluruh Timur Tengah.

Iran dan Hamas sama-sama menuduh Israel melakukan pembunuhan tersebut dan telah berjanji untuk membalas dendam terhadap musuh mereka. Israel tidak mengklaim bertanggung jawab atas kematian tersebut atau membantahnya.

Sebelumnya, juru bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan AS tidak percaya eskalasi tidak dapat dihindari.

"Saya pikir kami bersikap sangat langsung dalam pesan kami bahwa tentu saja kami tidak ingin melihat ketegangan yang meningkat dan kami percaya ada jalan keluar di sini dan itu adalah kesepakatan gencatan senjata," kata Singh.

Delegasi Israel akan melakukan perjalanan ke Kairo dalam beberapa hari mendatang untuk negosiasi guna mencapai gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Jumat.