FDA AS Beri Lampu Hijau Pengobatan Kanker Langka Pakai Tecelra, Apa Itu?
ERA.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat menyetujui pengobatan pertama dari Adaptimmune untuk jenis kanker langka pada jaringan lunak yang menyerang anak muda. Terapi itu diberi nama Tecelra.
Tecelra disetujui oleh FDA AS untuk mengobati sarkoma sinovial atau kanker yang berpotensi mengancam jiwa pada pasien tertentu yang sudah menjalani kemoterapi sebelumnya. Jenis pengobatan Tecelra ini menggunakan metode terapi intravena satu kali, memodifikasi dan menggunakan respons imun pasien sendiri yang menghasilkan sel-T untuk melawan penyakit tersebut.
"Perawatan ini memiliki harga jual 727.000 dolar AS (Rp11 miliar)," kata Votrient, salah satu produsen obat dalam pengobatan tersebut, dikutip Reuters, Sabtu (3/8/2024).
Menurut analis, harganya sebanding dengan terapi sel CAR-T, yang memiliki harga rata-rata 500.000 dolar AS atau setara dengan Rp8 miliar.
Votrient, produsen obat asal Swiss Novartis, termasuk dalam pengobatan yang disetujui untuk sarkoma jaringan lunak, sekelompok kanker yang mencakup sarkoma sinovial. Pilihan lainnya termasuk pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi.
Meski demikian, Tecelra memberikan peringatan serius tentang risiko sindrom pelepasan sitokin, respons sistem imun agresif yang berbahaya.
Sandra D'Angelo, ahli onkologi di Memorial Sloan Kettering Cancer Center, mengatakan terapi seperti Tecelra berpotensi untuk mengobati tumor padat lainnya karena dapat menargetkan protein penyebab tumor yang lebih luas daripada terapi yang disetujui saat ini.
Persetujuan FDA yang dipercepat untuk Tecelra didasarkan pada data dari studi yang melibatkan 44 pasien, di mana 43,2 persen peserta menunjukkan respons parsial atau lengkap terhadap pengobatan selama rata-rata enam bulan.
"Sarkoma sinovial, yang paling sering berkembang di ekstremitas, memengaruhi sekitar 1.000 orang di Amerika Serikat setiap tahun," menurut FDA.
Analis Guggenheim Michael Schmidt memperkirakan penjualan terapi tersebut di AS mencapai 180 juta dolar AS (Rp2,9 triliun) pada puncaknya. Saham perusahaan diperdagangkan turun 7 persen pada perdagangan sore. Saham telah naik 46 persen sepanjang tahun ini.