Ketua RW Diduga Pukul Anak SD di Gowa Sulsel, Orang Tua Lapor Polisi, Disuruh Damai

ERA.id - Seorang Ketua Rukun Warga (RW) di Kabupaten Gowa diduga menampar empat murid SD. Peristiwa ini berbuntut panjang hingga ke kantor polisi, meski akhirnya diselesaikan melalui mediasi.

Kasus ini mencuat setelah para orang tua anak yang diduga menjadi korban kekerasan itu mendatangi Polres Gowa untuk melaporkan kejadian tersebut. Namun, menurut keterangan Kasi Humas Polres Gowa, Ipda Udin Sibadu, tidak ada tanda-tanda kekerasan yang ditemukan pada tubuh anak-anak tersebut.

"Anak-anak sempat mau divisum, tapi setelah dicek, tidak ada luka atau tanda kekerasan. Rumah sakit juga tidak bisa menerima pemeriksaan tanpa ada bukti fisik. Akhirnya, orang tua dan anak-anak sepakat untuk menyelesaikan masalah ini melalui mediasi," ujar Udin saat, Jumat (9/8/2024).

Ipda Udin menjelaskan pihaknya mengarahkan orang tua korban untuk melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Gowa. Namun, setelah dilakukan interogasi, kasus ini tidak bisa dilanjutkan sebagai laporan resmi, karena tidak ditemukan cukup bukti.

"Di SPKT ada prosedurnya, sebelum laporan dibuat, masalahnya dikaji dulu oleh pihak Reskrim. Setelah diinterogasi, pihak piket Reskrim menyimpulkan laporan ini belum bisa ditingkatkan menjadi laporan polisi. Akhirnya, mediasi dilakukan dan disarankan untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dengan bantuan Babin Kamtibmas dan pemerintah desa," jelasnya.

Kasus ini berawal saat keempat anak, yakni FS (9), FZ (9), AF (10), dan DF (10), bermain di dekat mobil tamu Ketua RW tersebut di Kelurahan Benteng Somba Opu, Gowa.

Salah satu orang tua korban, Uni mengatakan, anak-anaknya hanya bermain di dekat mobil dan memegang bagian pentil ban. "Tiba-tiba, Ketua RW itu marah dan menuduh anak-anak menggores mobil tamunya. Dia kemudian menampar mereka satu per satu," kata Uni.

Selain tamparan, Ketua RW itu juga diduga menarik dan membentak anak-anak tersebut di depan teman-teman mereka yang sebaya.

Karena tidak terima dengan tindakan tersebut, para orang tua melapor ke polisi. Namun, laporan mereka diduga ditolak karena tidak ada luka serius yang ditemukan pada anak-anak mereka.

"Alih-alih memproses laporan, polisi malah menyarankan kami untuk menyelesaikan masalah ini lewat mediasi di kelurahan. Katanya, buat pernyataan saja supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi," ungkap Uni kecewa.