Benarkah Vape Bikin Gigi Kuning? Begini Penjelasannya
ERA.id - Banyak yang beranggapan bahwa penggunaan vape dapat mengurangi bahaya dan menggantikan rokok tembakau. Nyatanya, vape atau rokok elektrik berbahaya bagi kesehatan gigi dan mulut. Vape dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan pada gigi dan mulut. Lantas, vape bikin gigi kuning, mitos atau fakta?
Menguningnya gigi pada pengguna vape disebabkan karena adanya kandungan di dalam vape yang bisa meninggalkan noda di gigi. Menghisap vape bisa membuat gigi kuning karena likuid yang mengandung nikotin di dalamnya.
Terlebih jika likuid tersebut ditambah perasa. Paparan nikotin dan perasa yang terus menerus akan menimbulkan noda pada gigi. Selain itu, vape juga bisa menimbulkan noda kehitaman di sela-sela gigi.
Kandungan Liquid Vape
Dilansir dari ERA, vape adalah rokok elektrik yang mengeluarkan uap air, bukan asap seperti rokok kretek. Uap ini berasal dari liquid atau cairan yang dipanaskan pada perangkat rokok elektrik.
Dalam liquid vape terkandung nikotin dan senyawa kimia lain. Nikotin merupakan salah satu zat yang sering ditemui pada rokok dan dapat memicu efek kencanduan terhadap senyawa lainnya. Rasa pada cairan vape juga mengandung karsinogen dan bahan kimia beracun, seperti formaldehida dan asetaldehida.
Terdapat tiga kandungan utama dalam cairan vape atau rokok elektrik, yakni propilen glikol atau gliserin, nikotin dan penambah rasa.
- Propilen glikol atau gliserin: zat yang berfungsi memproduksi uap air.
- Nikotin: zat adiktif pada vape yang ditemukan dalam kadar yang berbeda-beda, biasanya sekitar 0-100 mg/mL dalam satu rokok elektrik.
- Penambah rasa: zat yang membuat vape atau rokok elektrik punya cukup banyak rasa, seperti cokelat, vanila, atau buah-buahan yang diminati oleh berbagai kalangan.
Dalam sejumlah penelitian, liquid vape juga mengandung senyawa karsinogen (pemicu kanker) lain yang disebut tobacco-specific nitrosamine (TSNA) meski dalam jumlah yang sedikit. TSNA umumnya ditemukan pada tembakau atau rokok kretek. Semakin tinggi kadar nikotin, maka semakin tinggi pula kadar TSNA pada rokok.
Selain kandungan di atas, dalam vape jjuga ditemukan kandungan senyawa logam berat, seperti kromium, nikel, dan timah dalam liquid vape atau rokok elektrik.
Masalah kesehatan gigi dan mulut akibat vape
Paparan uap air dari propilen glikol atau gliserin dalam vape secara terus-menerus pada rongga mulut bisa menyebabkan mulut kering. Berkurangnya kelembapan dalam mulut ini juga sekaligus meningkatkan risiko gangguan mulut lain, seperti gigi berlubang, bau mulut dan sariawan.
Gigi kuning
Kandungan nikotin pada vape bisa menempel pada lapisan email gigi dan membuat gigi kuning. Terdapat sekitar 28% perokok yang mengalami perubahan warna gigi dari hasil sebuah studi dalam jurnal BMC Public Health yang melibatkan 6.000 orang dewasa di Inggris. Kondisi gigi kuning ini berlangsung 15% lebih cepat dan lebih pekat daripada orang yang tidak merokok sama sekali.
Penyakit gusi (Periodontitis)
Sebuah penelitian dalam jurnal iScience menunjukkan bahwa 43% orang yang sering memakai vape atau rokok elektrik mengalami penyakit gusi dan infeksi mulut. Hal ini dapat terjadi karena paparan nikotin dan uap dari vape bisa membuat jumlah bakteri di dalam mulut menjadi berlebih dan tidak terkontrol. Penyakit di dalam rongga mulut lebih cepat sembuh daripada bagian tubuh lainnya namun trauma yang terjadi berulang kali bisa menimbulkan masalah pada rongga mulut, salah satunya penyakit gusi (periodontitis).
Kanker mulut
Penggunaan vape atau rokok elektrik pada jangka panjang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang serius. Masalah kesehatan mulut akibat vape bisa memicu terjadinya stres oksidatif. Kondisi ini pada umumnya terjadi akibat paparan karsinogen atau zat pemicu kanker, seperti formaldehida dan asetaldehida secaea terus-menerus. Akibatnya, terjadi peradangan dan kerusakan DNA dalam tubuh yang meningkatkan risiko terkena kanker mulut pada sebagian orang.
Selain berdampak pada kesehatan gigi dan mulut, terdapat pula berbagai bahaya vape yang perlu diwaspadai karena berpengaruh dengan perkembangan otak dan kesehatan organ-organ lainnya di dalam tubuh.
Kecanduan nikotin dari rokok elektrik dapat menyebabkan risiko yaitu lebih rentan mengalami gangguan kognitif dan perilaku, salah satunya pada melemahnya ingatan dan perhatian terhadap suatu hal. Risiko penyakit paru-paru dan jantung juga dapat meningkat akibat dari pemakaian vape atau rokok elektrik.
Berdasarkan narasi di atas maka dapat diketahui bahwa vape dapat membuat gigi kuning. Selain itu, berbagai risiko kesehatan pemakaian vape ini dapat direndahkan dengan mengurangi bahkan menghentikan pemakaian vape. Berbagai terapi dapat digunakan untuk mengafirmasi diri agar tidak adiksi terhadap vape. Berbagai program kesehatan dan pemberdayaan juga dapat diikuti untuk membentuk pola dan program diri agar berhenti dari menggunakan vape.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…