Inilah Maksud Jokowi yang Dibocorkan Hasto soal Bisik KPK hingga Kejagung

ERA.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memutar rekaman suara Presiden Jokowi yang menyebut tak segan "menggigit" siapapun melalui aparat penegak hukum, dengan membisiki Polri, KPK, hingga Kejaksaan Agung.

Berdasarkan pencarian ERA, rekaman itu berasal dari ucapan Jokowi empat tahun lalu, saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) di Bogor, Jawa Barat pada 13 November 2019.

Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana membenarkan rekaman yang ditunjukan Hasto merupakan potongan pidato Jokowi.

"Rekaman video tersebut merupakan potongan pidato atau sambutan bapak Presiden pada Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forkopimda 2019, di SICC Sentul, tanggal 13 November 2019," kata Ari saat dikonfirmasi ERA, Minggu (18/8/2024).

Pidato pembukaan Jokowi itu masih dapat diakses melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden

Dalam forum itu, Jokowi mengingatkan aparat penegak hukum agar menegakan hukum dengan benar dan mendukung agenda strategis pemerintah.

Terlebih dalam memberikan kepastikan hukum untuk pengusaha dan pejabat yang sedang megupayakan menarik investor ke daerah-daerah.

"Saya ingatkan juga, jangan menggigit orang yang benar. Kalau yang salah, silakan digigit, tapi yang benar jangan sampai digigit, dan jangan pura-pura salah gigit," kata Jokowi.

"Jangan pernah juga menggigit pejabat atau pelaku-pelaku bisnis yang sedang berinovasi untuk kemajuan negara ini," imbuhnya.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu lantas menyindir beberapa oknum penegak hukum yang kerap menakut-nakuti hingga memeras birokrat. Hal itu akhirnya berdampak terhadap terganggunya inovasi yang sedang dilakukan untuk kemajuan bangsa.

Dia menegaskan, tak segan-segan memerintahkan Kapolri dan Jaksa Agung untuk menindak tegas anak buahnya yang mengganggu program strategis nasional.

"Ini akan saya inventarisasi, dan saya perintahkan entah ke Kapolori, entah ke pak Jaksa Agung, 'nih ada ini, di kejari ini, di kejati ini, di polda ini, di polres ini, tolong cek, langsung copot, pecat' gitu aja sudah," ujarnya.

"Itu stop, yang kaya gitu stop, jangan diterus-teruskan," tegas Jokowi.

Di akhir pidato pembukaannya, Jokowi kembali mengingatkan kepada para kepala daerah, ketua DPRD, dan penegak hukum sejumlah agenda strategis nasional. Di antaranya menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan ekspor, dan menurunkan impor.

Dia kemudian menegaskan, jangan ada pihak yang berani meghalangi proyek-proyek strategis nasional. Sebab dia bakal berkoodinasi dengan KPK, Polri, dan Kejaksaan Agung untuk menindak hal tersebut.

"Kalau masih diteruskan, ini saya ingatkan pagi hari ini, kalau masih ada yang main-main, sekali lagi, yang gigit saya sendiri, lewat cara saya," tegas Jokowi.

"Bisa lewat KPK, bisa. Bisa lewat Polri, bisa lewat Kejaksaan. Akan saya bisikin aja, 'di sana ada yang main-main'. Ya masa saya mau gigit sendiri, kan ndak mungkin," ujarnya.

Hasto ungkit rekaman Jokowi 4 tahun lalu

Ditemui usai Upacara HUT ke-75 RI di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (17/8), Hasto mengungkapkan rekaman suara perihal Presiden Jokowi yang diduga akan melakukan upaya hukum dengan membisiki Ketua KPK, Jaksa Agung, hingga Kapolri.

Hasto awalnya menjawab pertanyaan awak media perihal Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem, Surya Paloh yang menyatakan NasDem tak akan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024. Dia menjawab jika itu bukan kebiasaan Paloh, namun PDIP tak akan ikut campur.

Kata Hasto, rakyat melihat pencabutan pengusungan Anies oleh NasDem sebagai hal yang tak biasa dan seperti ada yang ditutupi. Setelah itu, Hasto menyinggung soal video Jokowi yang beredar.

"Ini merupakan bagian kita lihat dari berbagai upaya-upaya yang mencoba menekan. Tadi kan beredar video kan bagaimana Pak Jokowi mengatakan akan menggunakan hukum dan kemudian melakukan pembisikan kepada Ketua KPK, kepada Jaksa Agung, Kapolri, itu tadi video yang saya terima," kata Hasto di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (17/8) kemarin.

Terkini, Hasto mendesak Jokowi untuk mengklarifikasi ucapan dari rekaman yang dia tunjukan kepada awak media. Menurutnya, ucapan itu tidak pantas disampaikan oleh kepala negara.

Hal itu disampaikan usai menggelar Soekarno Run di Parkir Timur Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (18/8).

"Rekamannya kan sangat jelas, kami meminta klarifikasi, karena itu sangat berbahaya dan tidak boleh diucapkan oleh seorang presiden," kata Hasto.

Menurutnya, seorang presiden seharusnya menyampaikan pesan sikap pemerintah atas sejumlah isu yang meresahkan masyarakat. Misalnya pemberantasan korupsi dan bandar judi online.

"Presiden itu ucapannya harus 'siapa yang menjadi bandar judi online, saya tangkap', 'siapa yang mencuri kekayaan alam dengan ilegal mining itu saya tangkap', 'siapa yang korupsi itu saya tangkap', seharusnya seperti itu," kata Hasto.

"Bukan kemudian mengenai pihak-pihak yang berani mengkritik, kritis," tegas Hasto