Diduga Kesal Ditanyai Soal Paetongtarn Shinawatra, Politisi Senior Thailand Pukul Kepala Wartawan
ERA.id - Seorang politisi senior dan mantan kepala militer akan menjalani penyelidikan atas dugaan menampar wartawan. Politisi senior itu terancam tidak bisa masuk parlemen pemerintahan seumur hidup.
Parlemen Thailand memutuskan untuk menggelar penyelidikan terhadap Prawit Wongsuwan yang melakukan pemukulan terhadap seorang wartawan ThaiPBS, Jumat (16/8). Pemukulan itu terjadi ketika wartawan menanyakan diriya soal penujukkan Paetongtarn Shinawatra sebagai perdana menteri baru kerajaan tersebut.
Tindakan itu pun membuat Parlemen Thailand menggelar penyelidikan penamparan itu setelah ThaiPBS mengajukan pengaduan secara resmi. Apabila terbukti bersalah, Prawit berpotensi menghadapi penangguhan sebagai anggota parlemen atau bahkan larangan seumur hidup jika ia terbukti bersalah atas pelanggaran etika yang serius.
Di sisi lain, Asosiasi Jurnalis Thailand mengecam tindakan Prawit karena menggunakan kekerasan terhadap seorang jurnalis. Asosiasi itu menyebut tindakan Prawit melanggar kebebasan pers.
"Asosiasi Jurnalis Thailand menganggap tindakannya sebagai ancaman dan pelecehan terhadap hak dan kebebasan pers," katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP, Kamis (22/8/2024).
Sementara itu, editor eksekutif ThaiPBS, Noppadol Srihatai, mengatakan bahwa tindakan Prawit mengancam jurnalisme. Noppadol menegaskan pihaknya akan melindungi hak-hak jurnalis dalam menjalani pekerjaannya.
"Ia terlihat menyakiti seorang reporter dan kami tidak dapat menerimanya. Sebagai organisasi publik, kami harus melindungi hak-hak jurnalis agar pekerjaan media tidak akan terpengaruh di masa mendatang," kata Noppadol.
Diketahui aksi penamparan itu dilakukan oleh pria berusia 79 tahun saat ditanyai oleh wartawan tentang penujukkan Paetongtarn Shinawatra sebagai perdana menteri baru. Namun Prwait justru memukul kepala Duangthip Yiamphop beberapa kali saat mengajukan pertanyaan itu kepada Prawit.
"Apa yang Anda tanyakan? Apa? Apa?" kata Prawit dalam video yang beredar.
Prawit mengakui perbuatannya dan meminta maaf kepada wartawan tersebut. Dia juga mengaku tidak memiliki niat buruk kepadanya.
Prawit Wongsuwan merupakan kepala militer Thailand pada awal tahun 2000-an. Dia adalah salah satu arsitek kudeta tahun 2014 yang menggulingkan bibi Paetongtarn, yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri, Yingluck Shinawatra.
Ia kemudian menjabat sebagai wakil perdana menteri di bawah pemerintahan yang didukung militer yang berkuasa hingga tahun lalu. Jenderal purnawirawan tersebut telah menjadi salah satu pembuat kesepakatan paling berpengaruh di Thailand selama dua dekade terakhir yang penuh gejolak, tokoh kunci dalam pemerintahan kerajaan yang konservatif, pro-militer, dan pro-kerajaan.
Prawit menjadi sasaran penyelidikan korupsi pada tahun 2018 atas koleksi jam tangan mewahnya setelah detektif daring menemukan foto-foto lama dirinya mengenakan sedikitnya 22 jam tangan berbeda, termasuk 11 Rolex. Namun, Komisi Anti-Korupsi Nasional membatalkan kasus tersebut.