PDIP Keluhkan Sikap Mahasiswa yang Tak Ramaikan Demonstrasi di Surabaya
ERA.id - Kader PDI Perjuangan heran mahasiswa di Surabaya tak berdemnstrasi di jalanan demi mengawal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait persyaratan pencalonan Pilkada 2024. Hal ini berbeda dengan kota-kota besar lainnya.
Salah satu kader PDI Perjuangan, Deni Wicaksono mengatakan bahwa mahasiswa Surabaya disebut memilih sibuk mengurus ospek di kampus, ketimbang bersuara soal dinamika yang ada.
Ia menilai mahasiswa Surabaya kurang merespons terhadap putusan Badan Legislatif yang dianggap mengangkangi putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
"Ini menarik juga entah sebab apa kawan-kawan mahasiswa Surabaya terlihat kurang masif dukungan ataupun sikap terhadap hasil keputusan MK dan baleg DPR RI kemarin," kata Deni, saat mengikuti aksi dan depan Tugu Pahlawan Surabaya, Kamis (22/8/2024).
Anggota DPRD Jatim itu menyebut justru beberapa kampus di luar Surabaya lebih antusias. Bahkan, meliburkan mahasiswanya agar mereka mengikuti aksi ini.
Sementara di Kota Surabaya belum ada tanda-tanda pergerakan. "Saya dengar di UGM, meliburkan mahasiswa dan mempersilakan turun ke jalan," ujarnya.
Deni berharap mahasiswa Surabaya mengikuti apa yang dilakukan kampus lain. Tak harus turun ke jalan, aksi dan sikap kritis juga bisa dilakukan lewat mimbar bebas.
"Saya harap di Surabaya kampus-kampus besar, yang memang masih sadar dan memiliki sikap kritis terhadap negara bisa melakukan hal yang sama. Tidak harus berkumpul di satu titik, bisa kemudian melakukan mimbar-mimbar besar dan menyuarakan itu di masing-masing kampus ya. Ospek bisa berjalan, sikap kritis terhadap negara juga masih bisa dilakukan," tegasnya.
Lebih lanjut Deni menilai, dinamika yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia harusnya menjadi bahan BEM di Surabaya dan Jawa Timur untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa baru di dalam materi ospek. Sehingga, mahasiswa baru memiliki sikap kritis terhadap kondisi bangsa.
"Kalau perlu temen-temen BEM ketika ospek dilatih kemudian diskusi, bersuara. Tidak harus berkumpul di suatu tempat. Tetapi kawan kawan BEM bisa melempar isu ini kepada mahasiswa-mahasiswa baru yang sedang berkumpul di kampus," terangnya.
Kegiatan ospek di kampus tak bisa dijadikan alasan mereka untuk tidak bersuara di jalanan. Mahasiswa bisa menyampaikan aspirasi lewat cara yang berbeda.
"Sebenarnya tidak ada alasan kemudian sibuk dengan ospek dan tidak bisa bersuara, tetapi ruang dan caranya sangat bisa dikompromikan. Yang penting sikap mahasiswa itu yang lebih penting," pungkasnya.
Sementara saat dikonfirmasi ERA, BEM FISIP Universitas Airlangga (Unair) Atta mengatakan bahwa mahasiswa di kampusnya rencananya akan melakukan aksi, besok, Jumat 23 Agustus 2024.
Atta menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan konsolidasi untuk melakukan aksi terlait kawal keputusan MK. “Iya mbak (besok) ini kita mau konsul dulu,” kata Atta.
Sekadar diketahui, puluhan rakyat Surabaya yang bergabung sejumlah elemen masyarakat melakukan aksi di Tugu Pahlawan, Kamis (22/8/2024).
Dosen manajemen FEB Unair atau koordinator aksi Thantowi mengungkapkan tujuan aksi mereka untuk mencerdaskan masyarakat bahwa negara sedang dihadapkan ketenangan dalam demokrasi.
“Kita resah yang terjadi pada elite politik kita di sini timbul karena Surabaya kita pahlawan,” tegas Thantowi.
Thantowi menyebut aksi ini diikuti seluruh elemen masyarakat Surabaya. Pihaknya menegaskan untuk melawan ketikadilan di era Pemerintahan Jokowi transisi Prabowo-Gibran.
“kota Surabaya kota perlawanan perjuangan melawan ketidakadlian yang sedang dipertontonkan pemerintah Jokowi dan penerusnya Prabowo,” tambahnya.