Demo RUU Pilkada di Surabaya Rusuh, Polisi Dilempar Kotoran dan Botol

ERA.id - Ribuan mahasiswa Surabaya yang berdemonstrasi mengawal putusan MK dan menolak RUU Pilkada di depan gedung DPRD Jatim, ricuh.

Mahasiswa melempar botol ke arah polisi pada pukul 13.58 WIB, Jumat (23/8/2024). Pantuan ERA, aparat  berupaya menenangkan ribuan massa yang mulai ricuh.

Mahasiswa yang berorasi meminta kepada massa untuk tidak terprovakasi. Beruntung, ricuh tersebut telah teratasi.

“Jangan terprovoksi kawan-kawan tenang,” salah satu mahasiswa yang berdiri di atas mobil.

Bahkan, sekira pukul 16.38 WIB, terjadi lagi keributan antar massa dengan polisi hingga membuat barikade kawat duri rusak.

Saat itu, puluhan botol dilempar, bahkan ada bungkusan kresek berisi kotoran dilempar ke hadapan aparat.

Aksi ribuan mahasiswa beserta elemen masyarakat hingga buruh ini dimulai sejak pukul 10.00 WIB dan berlanjut hingga sore ini, ribuan mahasiswa tersebut masih berorasi di jalan Indrapura, depan kantor DPRD Jatim.

“Keputusan MK itu keputusan mutlak. Hari ini DPR mencederai konstituai negara. DPR Janc*k, Jokowi Janc*k,” teriak salah satu mahasiswa berorasi.

Tak hanya itu mereka juga menyanyikan lagu menyindir keadilan di era pemerintahan Jokowi “Potong-potong roti, keadilan sidang mati. Rakyat dibohongi. Mahasiswa turun aksi,” seruan lagu orasi mahasiswa.

Sebelumnya, Presiden BEM Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Aulia Thaariq Akbar atau Atta mengatakan meski DPR RI sudah mengklaim membatalkan sidang pengesahan RUU Pilkada kemarin, pihaknya merasa tetap perlu menggelar aksi.

Aksi ini pihaknya lakukan untuk mengawal putusan MK No 60/PUU-XXII/2024 yang segera masuk dan jadi pedoman dalam pembuatan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU).  

“Karena meskipun kita melihat bahwasanya wakil ketua DPR RI memastikan RUU Pilkada ini batal, cuma kalau misalkan itu belum masuk dalam PKPU atau itu belum ada rilis secara resmi, kami sepakat tadi disampaikan juga tetap akan turun aksi,” ucapnya.

Mahasiswa, buruh dan elemen masyarakat di Jatim masih belum bisa percaya pada DPR. Mereka khawatir legislator akan melakukan manuver kotor diam-diam mengesahkan RUU Pilkada tersebut.

Lebih lanjut Ia memastikan, pihaknya tak akan tinggal diam bila manuver licik DPR dan pemerintah benar-benar dilakukan.

“Kami masih belum percaya, karena biasanya pengesahan itu terjadi di tengah malam, itu yang kita khawatirkan semua. Kita pengin tetap sampai turut mengawal, karena bisa jadi banyak kemungkinan manuver-manuver politik yang akan terjadi,” ucapnya.