Hizbullah Luncurkan Serangan Balasan ke Israel, Targetkan Markas Intelijen di Galiloit

ERA.id - Kelompok Hizbullah Lebanon mengaku berhasil melakukan balas dendam ke Israel atas pembunuhan komandan tertinggi mereka. Hizbullah berhasil menghancurkan pangkalan Galiloit, yang menjadi markas intelijen Israel.

"Kami mengidentifikasi pangkalan Galiloit sebagai target utama operasi kami. Pangkalan ini menampung Unit 8200, yang bertanggung jawab atas pengumulan intelijen dan spioase. Pangkalan ini terletak 110 kilometer dari perbatasan Lebanon dan ahanya 1.500 meter dari Tel Aviv," kata Sekjen Hizbullah Nasrallah, dikutip Anadolu, Senin (26/8/2024).

Nasrallah menjelaskan operasi yang diluncurkan oleh Hizbullah berlangsung dalam dua tahap. Pada tahap pertama, Hizbullah meluncurkan 340 roket Katyusha yang menargetkan 12 lokasi dan barak militer di Israel utara dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki.

"Pada tahap kedua, kami mengarahkan puluhan pesawat nirawak ke target militer di kedalaman wilayah musuh," tambahnya.

Dari dua operasi militer yang diluncurkan, Hizbullah mengklaim sejumlah besar pesawat nirawak berhasil mencapai dua target yang ditentukan dengan tepat. Namun Israel kembali menutupi serangan itu dengan kebohongan.

"Kami fokus menyerang lokasi yang terhubung dengan intelijen militer dan Angkatan Udara Israel karena keterlibatan mereka dalam pembunuhan pimpinan Shukr," tegasnya.

Pesawat tempur Israel melancarkan lebih dari 40 serangan udara di Lebanon selatan Minggu dini hari dalam serangan paling parah sejak serangan lintas perbatasan dengan Hizbullah dimulai pada 8 Oktober 2023. Tentara Israel mengklaim bahwa serangan itu bertujuan untuk mencegah serangan Hizbullah yang akan datang.

Kelompok Lebanon itu mengatakan telah meluncurkan ratusan rudal dan pesawat nirawak jauh ke Israel dalam tahap pertama tanggapannya terhadap pembunuhan Shukr bulan lalu di ibu kota Beirut.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah telah terlibat dalam baku tembak harian dengan tentara Israel di seberang Garis Biru yang menandai perbatasan antara Lebanon selatan dan Israel utara, yang mengakibatkan ratusan korban, sebagian besar di pihak Lebanon.