Stok Terbatas, Catat Kriteria Penerima Vaksin Mpox di Indonesia

ERA.id - Pemerintah menargetkan empat kelompok rentan dan berisiko tinggi untuk menjadi penerima vaksinasi Mpox. Pemilihan kelompok ini didasarkan pada rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Lantas apa saja kriteria penerima vaksin Mpox di RI? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet ditetapkan sebagai darurat kesehatan global. Kasusnya juga sudah masuk ke berbagai wilayah Indonesia.

Mpox adalah penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, virus ini juga bisa ditularkan dari manusia ke manusia.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menjalankan program pemberian vaksin Mpox untuk kelompok berisiko tinggi, sesuai dengan imbauan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) soal pemberian vaksin cacar dan Mpox.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Prima Yosephine menjelaskan pemberian vaksinasi Mpox di Indonesia bersifat pencegahan. Dengan kata lain, vaksinasi dilakukan untuk mencegah kemunculan gejala atau meminimalkan risiko penyakit.

"Salah satu kriteria penerima vaksin Mpox adalah individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox (vaksinasi post exposure)," jelas dr Prima dalam keterangan resminya.

"Namun, orang yang pernah kontak ini belum tentu terinfeksi. Jadi, imunisasi Mpox masih bersifat pencegahan. Sedangkan, bagi pasien yang sudah terinfeksi akan diberikan pengobatan yang sesuai," lanjut dr Prima.

Kriteria penerima vaksin Mpox di RI. (Pixabay)

Kriteria penerima vaksin Mpox di RI

Di bawah ini kelompok risiko tinggi Mpox yang akan mendapatkan vaksinasi:

  • Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL)
  • Gay, biseksual dan pria yang melakukan hubungan seks dengan pria lainnya (GBMSM)
  • Petugas kesehatan yang menangani kasus Mpox.
  • Individu yang melakukan kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir

Sementara itu, kelompok anak-anak tidak tergolong dalam kelompok yang ditargetkan untuk menerima vaksinasi Mpox di Indonesia.

"Sampai saat ini, anak-anak tidak termasuk dalam sasaran yang akan diberikan vaksin Mpox. Namun, petugas kesehatan yang melakukan penanganan kasus Mpox akan diberikan (vaksin) untuk memberi perlindungan dari tertularnya infeksi virus Mpox," ungkap dr Prima.

Ketersediaan Vaksin Mpox di Indonesia Terbatas

Pada saat ini, Kemenkes RI sedang mengupayakan penyediaan vaksin MVA-BN. Namun, stok vaksin Mpox di Indonesia masih terbatas. Vaksin ini akan diprioritaskan untuk daerah-daerah yang sudah melaporkan adanya kasus Mpox.

"Vaksin Mpox saat ini terbatas dan digunakan pada sasaran prioritas di daerah yang dilaporkan adanya kasus. Lalu, khusus di Bali, karena akan dilaksanakan pertemuan internasional (Indonesia Africa Forum pada 1-3 September 2024) di mana ada beberapa peserta dari daerah terjangkit, sehingga diperlukan adanya upaya mitigasi risiko untuk mencegah penularan Mpox," kata Prima.

Sepanjang 2022-2024, jumlah kasus yang dikonfirmasi Mpox di Indonesia tercatat mencapai 88 kasus yang tersebar di Kepulauan Riau, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Data tersebut didapatkan melalui laporan 'Perkembangan Situasi Penyakit Infeksi Emerging Minggu Epidemiologi ke-33 Tahun 2024 periode 11-17 Agustus 2024'. Lebih lanjut, Prima mengingatkan soal cara penularan virus cacar monyet.

"Penyakit Mpox dapat dicegah dengan menghindari kontak fisik dengan seseorang yang menderita penyakit Mpox. Vaksinasi dapat membantu mencegah infeksi dan diprioritaskan bagi orang yang berisiko. Vaksin yang tersedia saat ini memang generasi kedua dan ketiga dari vaksin smallpox," ujarnya.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…