Duit World Bank di ITF Sunter
"Proyek yang diharapkan dapat beroperasi selama 25 tahun ini, pembangunan investasinya sebesar 250 juta dollar," ucap Anies di lokasi pembangunan ITF Sunter, Jakarta Utara, Kamis (20/12/2018).
Jika dikonversi ke dalam rupiah saat ini, nilai investasi atas pembangunan ITF sendiri sekitar Rp3,6 triliun.
Kemudian, Dirut PT Jakpro Dwi Wahyu Daryoto mengakui sejumlah anggaran pembangunan yang dibutuhkan akan didapatkan dari pinjaman kepada lembaga keuangan dunia yaitu World Bank.
"Kalau dari pembiayaannya, kita menerima pinjaman dari World Bank. Penandatanganan skemanya kita lakukan di Bali kemarin pada World Bank Conference," kata Dwi.
Dwi beralasan, dana yang diberikan oleh APBD terlalu sedikit untuk menjalankan proyek tersebut sehingga pinjaman dari Wolrd Bank diperlukan. Terkait dengan pengembalian pinjaman, Dwi menerangkan pihaknya masih mempertimbangkan berbagai bentuk skema pengembalian.
"Bila perlu nanti siapa tahu lembaga pembiayaan tersebut akan masuk dalam organisasi joint venture sebagai investor," ungkap Dwi.
Hari ini, Gubernur DKl Jakarta, Anies Baswedan melakukan peletakkan batu pertama (groundbreaking) pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah di Dalam Kota Intermediate Treatment Facility (lTF) Sunter.
"Hari ini kita memasuki babak baru. Di Jakarta, pertama kali kita bangun ITF dengan kapasistasnya akan bisa mengolah seperempat dari produksi sampah yang ada di Jakarta, yaitu 2200 ton per hari," tukas Anies.
Melihat fakta bahwa produksi sampah di Jakarta bisa mencapai lebih dari 7 ribu ton per hari, Anies bilang tempat pembuangan sampah akhir di Bantar Gebang sudah tidak mampu lagi menampung sampah yang datang dari Ibu Kota pada 2021. Hal inilah yang mendasari pembangunan ITF di Sunter tersebut.
Pembangunan ITF diserahkan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu JakPro dan bekerja sama dengan Fortum dari Finlandia sebagai operator proyek ITF. Kerja sama pembangunan dan pengelolaan ITF mulai ditandatangani pada Januari lalu.