China Respons Wacana Larangan Penjualan Kendaraan di AS, Sebut Tindakan Diskriminatif
ERA.id - Pemerintah China mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat atas tudingan tindakan diskriminatif terhadap sejumlah perushaannya. Peringatan ini dikeluarkan setelah muncul larangan penjualan kendaraan yang menggunakan teknologi China dan Rusia.
Juru bicara kementerian luar negeri, Lin Jian, mengatakan bahwa China mendesak Amerika Serikat untuk menghormati prinsip-prinsip pasar dan menyediakan lingkungan bisnis yang terbuka, adil, transparan, dan tidak diskriminatif bagi perusahaan-perushaan China.
"China menentang perluasan konsep keamanan nasional oleh AS dan tindakan diskriminatif yang diambil terhadap perusahaan dan produk China," kata Lin, dikutip AFP, Senin (23/9/2024).
Dalam pernyataan itu, Lin menegaskan bahwa China akan melindungi hak dan kepentingannya secara sah.
Kabar mengenai larangan penjualan kendaraan dengan teknologi China dan Rusia ini sebelumnya diberitakan oleh Bloomberg dan media lain yang mengutip sumber terdekat pemerintah, bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan aturan baru yang akan melarang perangkat keras dan perangkat lunak buatan China dari kendaraannya.
Apabila aturan larangan itu dilakukan, hal ini akan menandai eskalasi terbaru dari pertikaian perdagangan yang memanas antara AS dan China.
Sebelumnya pada bulan Mei, Washington mengumumkan kenaikan tarif yang tinggi pada impor Tiongkok seperti kendaraan listrik dan semikonduktor. Kenaikan tarif itu mencapai 18 miliar dolar AS (Rp273 triliun), yang menargetkan sektor-sektro strategis seperti kendaraan listrik, baterai, mineral penting, dan produk medis.
Tarif pada kendaraan listrik ditetapkan naik empat kali lipat menjadi 100 persen tahun ini sementara tarif untuk semikonduktor akan melonjak dari 25 persen menjadi 50 persen tahun depan.
Rencana tersebut diselesaikan bulan ini, menjelang pemilihan presiden November mendatang, di mana baik Demokrat maupun Republik berusaha menunjukkan sikap keras terhadap Tiongkok karena persaingan antara kedua negara semakin ketat.
Kenaikan tarif pada barang senilai 18 miliar dolar AS diambil setelah peninjauan pungutan yang dikenakan di bawah presiden saat itu, Donald Trump, yang berdampak pada barang senilai sekitar 300 miliar dolar AS dari Tiongkok.
Selain kenaikan tarif termasuk yang dikenakan pada sel surya, kantor Perwakilan Dagang AS mengonfirmasi bahwa bea masuk sebesar 50 persen pada semikonduktor, yang juga naik tajam dari sebelumnya akan dimulai pada tahun 2025.
Presiden AS Joe Biden menuduh Beijing berbuat curang alih-alih bersaing dalam perdagangan.