55 Pegawai RSUD Tarakan korban Tsunami Dapat Santunan

Jakarta, era.id - Bank DKI menyerahkan bantuan atau santunan kepada sejumlah pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan menjadi korban bencana tsunami yang terjadi di Selat Sunda. 

Direktur Utama Bank DKI Wahyu Widodo menyebut, bantuan kepada 55 korban diberikan merupakan bentuk rasa empati kepada para korban khususnya pegawai RSUD Tarakan.

"Kami berusaha untuk bisa membantu dalam bentuk apa yang bisa kami bantu. Jangan dilihat jumlahnya, tapi sebagai rasa yang empati dari kami sebagai sesama bagian dari Pemda DKI," ujar Wahyu dalam keterangan tertulis, Kamis (27/12/2018).

Diketahui, bantuan sebesar Rp286.500.000 diberikan kepada 27 korban meninggal dan 28 korban luka-luka. 27 korban meninggal dunia diberikan santunan masing-masing sebesar Rp 7.500.000, sementara untuk korban yang luka-luka diberikan bantuan sebesar Rp 3.000.000 per orang.

"Baru ter-update jumlah korban yang meninggal tercatat di kami ada 26 (korban), tapi ternyata malah 27, jadi teman-teman dari Bank DKI menyampaikan bantuan empati untuk keluarga korban kurang lebih (total) sebesar Rp 286,5 juta," kata Wahyu.

Dirut RSUD Tarakan Dian Ekawati, mengucapkan rasa terima kasihnya atas bantuan yang telah diberikan Bank DKI.

Pemberian santunan korban tsunami Selat Sunda dair Bank DKI. (Diah/era.id)

Ia menjelaskan ada sekitar 80 karyawannya yang tengah mengikuti acara gathering di pantai Carita pada Sabtu (22/12/2018) lalu.

Dianpun mendapat kabar tersebut dari salah satu karyawannya yang mengirim sebuah video lewat pesan elektronik.

"Karyawan melaporkannya dalam bentuk video mengenai gelombang air laut. Tapi setelah itu, ketika akan dihubungi kembali sudah tidak bisa," kata Dian.

Kejadian diperkirakan pukul 21.27 WIB, namun Dian baru mendapat kabar resmi pada subuh dihari berikutnya 

"Baru kurang lebih subuh-subuh, itu baru kami dari manajemen terinformasi bahwa keluarga karyawan koperasi RSUD Tarakan mendapat musibah yaitu bencana Tsunami yang melanda pada malam itu," ucap Dian.

Tag: tsunami selat sunda pemprov dki jakarta