Bivitri dan Ubedillah Badrun Datangi Kongres Mahasiswa di UNJ, Bahas Kerusakan Indonesia

ERA.id - Kongres Mahasiswa dan Pemuda Indonesia (KMPI) digelar di Ballroom University Training Center (UTC), Universitas Negeri Jakarta, pada Senin kemarin.

Kongres KMPI 2024 ini dilaksanakan untuk merumuskan langkah tanggungjawab kaum intelektual pada masa depan Indonesia. Kegiatan ini diikuti lebih dari 300 perwakilan BEM dan non BEM seluruh Indonesia.

Panitia OC Kongres, Rahman Hakim mengemukakan bahwa kongres ini bertujuan untuk merumuskan langkah strategis mahasiswa dalam menyelamatkan Indonesia sebagai negara republik bukan negara kekuasaan.

"Saya sebagai panitia OC mengurusi hal teknis Kongres dan mengawal tujuan kongres agar tercapai menghasilkan kesepakatan langkah strategis menyelamatkan negara dari kehancuran,” ujarnya.

Menurut Hakim, sejumlah tokoh mahasiswa menghadiri kongres ini. Seperti Herianto (Koordinator Pusat BEM SI Rakyat Bangkit), Tsabit Syahidan (Ketua BEM UNJ), M. Bifa (Sekjend Perguruan Tinggi Muhammadiyan Zona 3). Kemudian Yuken Hulu (Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia).

“Ada rekan-rekan mahasiswa dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, Bali, Maluku dan lain-lain,” ujarnya lagi.

Hadir sebagai pembicara dalam Pleno 1 di antaranya para tokoh yang diundang mahasiswa Bivitri Susanti (ahli hukum Tata Negara), Bhima Yudhistira Adhinegara (Ahli Ekonomi ) , Ubedilah Badrun (Analis sosial politik), dan Hafied Abbas (Guru Besar Pendidikan UNJ).

Bivitri Susanti (ahli hukum Tata Negara) menegaskan dalam paparannya kepada mahasiswa, bahwa Indonesia adalah negara hukum bukan negara kekuasaan.

“Tapi akibat dari menjadi negara kekuasaan, demokrasi menjadi rusak, dampak buruknya jadi ke mana-mana,” katanya.

Sementara Direktur & Founder CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira Adhinegara menyampaikan adanya potensi kebangkrutan dan krisis akibat munculnya ekonomi fasis yang ada saat ini.

Kemudian hadir juga sebagai pembicara yang merupakan Guru Besar Pendidik UNJ yang juga anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 2012-2017, Prof. Dr. Hafid Abbas.

Sedangkan Ubedilah Badrun mengatakan, tujuan dilaksanakan KMPI adalah karena kondisi Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja.

“Berbagai persoalan serius telah terjadi. Dari soal demokrasi yang mundur, korupsi yang merajalela, lingkungan yang rusak, kondisi hak asasi manusia yang mundur, dunia pendidikan yang stagnan, dan masa depan generasi Z yang dirusak rezim,” kata Ubedilah.

Salah satu peserta kongres dari Jawa Tengah mengatakan Kongres Aktivis Mahasiswa dan Pemuda Indonesia ini diharapkan dapat mengambil sikap penting bagi seluruh kaum terpelajar di Indonesia untuk tetap menjaga demokrasi.

“Kongres Mahasiswa dan Pemuda Indonesia 2024 diharapkan menjadi aksi nyata politik yang dilakukan oleh BEM atau pemuda Non BEM untuk memberi solusi ketika Indonesia sedang tidak baik baik saja,” katanya.

Setelah Pleno 1 dilanjutkan Pleno ke 2 khusus mahasiswa membahas masalah kondisi bangsa ini.

Diketahui sebelum Kongres Mahasiswa dan Pemuda Indonesia 2024 dilakasanakan, tempat kegiatan sempat didatangi pihak dua petugas dari Polres Jakarta Timur. Petugas tersebut mendatangi tempat acara dan menanyakan maksud dan tujuan dilaksanakannya acara ini.