Rela Oplas Demi Kabur ke Thailand, Buronan Interpol China Ditangkap Usai Menipu Rp3 Miliar

ERA.id - Seorang perempuan asal China nekat melakukan operasi plastik atau oplas demi menghindar dari kasus hukum. Wanita itu kabur ke Thailand setelah menipu lebih dari 1,5 juta yuan atau Rp3 miliar dari enam korban.

Perempuan yang diketahui bermarga Xie itu nekat melakukan oplas pada wajahnya demi melarikan kabur dari China. Xie kabur ke Thailand setelah menipu enam orang dengan menjanjikan pekerjaan sebagai pramugari di maskapai ternama.

Dari kejahatan yang dia lakukan, Xie mengantongi 1,5 juta yuan (Rp3 miliar) dari tahun 2016 - 2019. Uang itu digunakan sebagian untuk menjalani operasi plastik sebelum kabur ke Thailand.

Penyamarannya terbongkar setelah tetangganya di Thailand melaporkan Xie menaruh curiga terhadapnya. Xie disebut sering menutupi wajahnya dan memakai masker setiap keluar rumah.

Tindakan itu pun membuat tetangga curiga dan menyebut Xie seorang imigran ilegal. Polisi yang menerima laporan itu pun mendatangai tempat tinggal Xie dan memerika paspornya.

Dari hasil pemeriksaan tersebut, Xie tercatat memasuki Thailand sejak akhir tahun 2022 dengan visa kedatangan. Visa itu memungkinkan pendatang untuk tinggal selama 15 hari dengan tujuan wisata.

Namun ternyata Xie sudah melewati batas tinggal sesuai visanya lebih dari 650 hari. Pihak berwenang pun menangkap Xie pada 7 Oktober lalu.

Selama penyelidikan, Xie mengaku pernah menjadi pramugari untuk maskapai penerbangan ternama, sebelum akhirnya dipecat. Tetapi polisi Thailand menemukan fakta baru bahwa Xie adalah buronan interpol.

Divisi Biro Imigrasi Thailand menyatakan bahwa Xie akan dihukum menurut hukum Thailand karena melebihi masa berlaku visanya dan selanjutnya akan dideportasi kembali ke Tiongkok, sebagaimana dilaporkan oleh Red Star News.

Dalam kasus mengejutkan lainnya dari Tiongkok, Lao Rongzhi, yang dicari karena beberapa pembunuhan, berhasil menghindari penangkapan selama 20 tahun dengan menggunakan identitas palsu dan menjalani beberapa operasi plastik.

Ia akhirnya ditangkap di provinsi Fujian di Tiongkok tenggara pada tahun 2019 dan dieksekusi pada bulan Desember tahun lalu.