Pemimpin Eropa Resah Trump Terpilih Presiden, Khawatir Perang Dagang hingga Nasib Ukraina

ERA.id -  Para pemimpin Eropa mendesak Presiden Terpilih AS Donald Trump untuk menghindari perang dagang. Para pemimpin itu juga mendesak agar Trump mendukung Ukraina.

Desakan dari para pemimpin Eropa ini terjadi saat mereka melakukan pertemuan di Budapest, Kamis (7/11) waktu setempat. Dalam pertemuan itu, para pemimpin Eropa menyuarakan kekhawatiran akan terjadinya perang dagang setelah Trump terpilih menjadi presiden AS.

"Presiden Trump terkadang dikenal karena tingkat ketidakpastiannya, tingkat volatilitasnya, jadi kita perlu dialog. Kita akan mengupayakan dialog, tetapi kita tidak akan melepaskan prinsip-prinsip kita," kata Perdana Menteri Luksemburg Luc Frieden, dikutip Reuters, Jumat (8/11/2024).

Perdana Menteri Finlandia Petteri Orpo juga turut menyuarakan kekhawatirannya akan prospek perang dagang. Dia menegaskan hal itu seharusnya tidak boleh terjadi dan berharap Trump bisa memahami risiko bila perang dagang terjadi.

"Sekarang mari kita coba memengaruhi kebijakan masa depan AS dan Trump sehingga ia memahami risiko yang terlibat," ujarnya.

Hubungan Trump dengan rekan-rekannya di Eropa tidak stabil selama sebagian besar masa jabatan pertamanya. Terpilihnya Trump sebagai presiden AS kali ini membawa ketidakpastian atas dukungan AS untuk Ukraina terhadap invasi Rusia, komitmen AS terhadap aliansi militer NATO dan prospek tarif ekspor ke Amerika Serikat.

Kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa sudah saatnya Uni Eropa untuk bersatu. Tidak ada negara anggota UE yang dapat mengelola tantangan yang akan datang sendirian.

"Adalah kepentingan kita semua bahwa para otokrat di dunia ini mendapatkan pesan yang sangat jelas bahwa bukan hak untuk berkuasa, bahwa supremasi hukum itu penting," katanya.

Mark Rutte, kepala NATO, mengatakan penting untuk melihat Ukraina sebagai masalah yang melampaui Eropa. Dia  menggambarkan kemitraan Rusia dengan Korea Utara sebagai ancaman, tidak hanya bagi bagian Eropa dari NATO, tetapi juga bagi AS.

Diketahui KTT tersebut pertama-tama akan mencakup pertemuan para pemimpin Komunitas Politik Eropa yang lebih luas yang mencakup negara-negara non-UE seperti Inggris, yang diharapkan untuk memperbarui komitmen mereka untuk mendukung Ukraina, sebelum sesi-sesi tentang migrasi dan keamanan ekonomi.

Pada malam hari, 27 pemimpin UE akan mempertimbangkan hubungan transatlantik, serta Georgia, tempat partai Impian Georgia yang berkuasa, yang dipandang semakin pro-Rusia, mengklaim kemenangan dalam pemilihan umum 26 Oktober yang disengketakan. UE telah membekukan tawaran keanggotaan Georgia karena kekhawatiran tentang kemunduran demokrasi.