KBRI Kuala Lumpur Buka Pengaduan Khusus Banjir Malaysia, Kemlu RI: Belum Ada WNI Terdampak

ERA.id -  Kementerian Luar Negeri RI memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban banjir di Malaysia. KBRI Kuala Lumpur membuka hotline khusus untuk musibah banjir tersebut.

Direktur Jenderal Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu Judha Nugraha mengatakan sampai dengan saat ini pihaknya belum menerima laporan adanya WNI yang menjadi korban banjir di Malaysia. Namun demikian, Kemlu RI bersama KBRI Kuala Lumpur terus melakukan pemantauan situasi terkini.

"Berdasarkan informasi yang kita terima dari berbagai macam pihak hingga saat ini tidak ada warga negara kita yang menjadi korban dampak bencana banjir tersebut," kata Judha dalam jumpa media di Gedung Kemlu RI, Kamis (5/12/2024).

Judha lantas menerangkan bahwa sejak 26 November 2024, otoritas Malaysia sudah melakukan evakuasi terhadap 90.585 orang, dengan enam korban tewas akibat bencana banjir tersebut.

Terkait hal tersebut, Judha meminta kepada WNI yang berada di Malaysia, khsusunya di wilayah Kelantan untuk berhati-hati.

Pihaknya juga meminta bantuan kepada WNI di Malaysia yang mengetahui soal kemungkinan adanya warga Indonesia yang terdampak untuk segera menghubungi KBRI Kuala Lumpur.

"Kita juga menyampaiakn himbauan, kita menjalin komunikasi dengan simpul-simpul komunitas masyarakat kita yang ada di lokasi terdamapak, melakukan cross check apakah ada warga negara kita yang menjadi korban bencana banjir tersebut," jelasnya.

Sementara itu, KBRI Kuala Lumpur sendiri juga membuka hotline khusus yang menangani musibah banjir di Malaysia. Nantinya bagi warga negara Indonesia yang terdamapk, bisa menghubungi dua nomor KBRI Kuala Lumpur untuk segera diberi bantuan.

"Hotline khusus bencana banjir yang sudah dibuat oleh kbri KL dengan nomor +60175007047 itu nomor yang pertama +60126866079," imbuhnya.

Diberitakan bahwa Malaysia dilanda banjir besar di sebagian besar wilayah khususnya Kelantan sejak 26 November 2024. Banjir itu menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi dan enam orang meninggal dunia.