Pendeta Katolik Filipina Ajukan Tuntutan Pemakzulan Wapres Sara Duterte
ERA.id - Wakil Presiden Filipina Sara Duterte menghadapi upaya pemakzulan ketiga setelah berselisih dengan Presiden Ferdinadn Marcos Jr. Upaya pemakzulan ini diajukan oleh para pendeta Katolik Filipina.
Tuntutan pemakzulan ketiga itu diajukan pada Kamis (19/12) oleh tujuh pastor Katolik yang berbasis di Manila. Mereka menuduh Duterte melakukan pengeluaran yang tidak wajar sebesar jutaan dolar sebagai wakil presiden dan saat menjabat sebagai kementerian pendidikan.
"Pemakzulan adalah garis pertahanan terakhir yang diperlukan dalam melawan korupsi di tingkat tertinggi pejabat," katanya perwakilan pendeta itu, dikutip AFP, Jumat (20/12/2024).
"Dia tidak bisa menjadi wakil presiden lebih lama lagi," tambahnya.
Tunturan pemakzulan ini juga dikuatkan dengan rencana pembunuhan terhadap Marcos oleh Duterte. Bahkan rencana itu disampaikan oleh Duterte di hadapan publik dan menuai reaksi beragam.
Sebelumnya, dua pengaduan pemakzulan telah diajukan ke parlemen oleh koalisi aktivis yang berbeda.
Namun pemakzulan hanya akan terjadi jika didukung oleh sepertiga anggota parlemen di majelis rendah dan dua pertiga majelis tinggi Filipina.
Komite Kehakiman Majelis Rendah mengatakan pada hari Kamis (19/12) bahwa tidak satu pun dari tiga pengaduan terhadap Duterte yang dijadwalkan untuk didengar publik. Hal ini disampaikan sebelum mereka memilih untuk menolak atau mendukung pengaduan tersebut.
Di sisi lain, Presiden Marcos juga berupaya untuk secara terbuka melarang pemungutan suara untuk memakzulkannya.
"Semua ini tidak akan membantu memperbaiki kehidupan orang-orang Filipina. Sejauh yang saya ketahui, ini adalah badai dalam cangkir teh," kata Marcos bulan lalu.