Fakta Baru Darurat Militer Korea Selatan, 1.500 Pasukan Terjun di Majelis Nasional
ERA.id - Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan membongkar data soal pasukan yang terlibat dalam darurat militer. Tercatat 1.500 tentara, 100 kendaraan, dan 12 helikopter diterjunkan selama darurat militer.
Data tersebut dibagikan oleh Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan pada Kamis (19/12/2024). Dari jumlah tersebut, pasukan militer turut serta membawa senjata api seperti pistol, senapan mesin, dan sniper.
"Pasukan tersebut membawa senjata api seperti pistol, senapan mesin, dan senapan sniper, dan meskipun tidak dikeluarkan secara individu, kontingen tersebut membawa lebih dari 10.000 butir peluru tajam," kata materi yang diserahkan oleh Kementerian Pertahanan kepada Partai Demokrat (DP) Baek Seung-ah, dikutip Korea JoongAng Daily, Jumat (20/12/2024).
Dalam laporan disebutkan bahwa Komando Perang Khusus Angkatan Darat dan Komando Pertahanan Ibu Kota mengerahkan 107 kendaraan militer, antara lain 26 bus angkut besar, 15 bus ukuran sedang, 25 sepeda motor militer, dan kendaraan taktis kecil berbadan antipeluru.
Selain itu, 12 helikopter UH-60 Black Hawk terbang malam itu ke Majelis Nasional di Yeouido, Seoul barat, membawa pasukan khusus dari Kelompok Misi Khusus ke-707.
Sejauh ini, jumlah total pasukan darurat militer yang dikerahkan saat itu sekitar 1.500 prajurit, termasuk dari Komando Perang Khusus Angkatan Darat, Komando Pertahanan Ibu Kota, Komando Kontra Intelijen Pertahanan, dan Komando Intelijen Pertahanan.
Komando Perang Khusus Angkatan Darat mengerahkan pasukan terbanyak sebanyak 1.139, termasuk 197 personel dari Kelompok Misi Khusus ke-707, sebuah unit elit yang biasa bertugas menjalankan misi khusus seperti melenyapkan pemimpin musuh.
Jumlah tersebut juga termasuk 400 tentara dari Brigade Lintas Udara Pertama, 271 dari Brigade Lintas Udara Ketiga, dan 49 dari Kelompok Penerbangan Operasi Khusus.
Sementara itu, Komando Perang Khusus Angkatan Darat bertugas memblokir Majelis Nasional, Komisi Pemilihan Umum, dan markas DP ketika darurat militer diberlakukan secara singkat.
Kemudian Komando Kontra Intelijen Pertahanan mengerahkan sekitar 200 tentara ke Majelis Nasional dan Komisi Pemilihan Umum Nasional pada 3 Desember lalu. Secara khusus, 49 agen kontra intelijen membentuk tim untuk menangkap tokoh-tokoh penting, termasuk anggota Majelis Nasional.
Selain itu, upaya penahanan tokoh-tokoh yang ditangkap di bunker bawah tanah dekat Distrik Gwanak di bagian barat Seoul juga terungkap.
Dari Komando Pertahanan Ibu Kota, 211 tentara dari Kelompok Polisi Militer dan Korps Keamanan Pertama dikerahkan sebagai bagian dari pasukan darurat militer. Dari jumlah tersebut, 61 diantaranya adalah swasta.
Komando Intelijen Pertahanan mengerahkan sekitar 30 tentara, termasuk operator khusus yang biasanya bertugas melakukan operasi penyusupan ke Korea Utara.
Pada hari penetapan darurat militer, pasukan darurat militer dilengkapi dengan helm dan rompi antipeluru, kacamata night vision dan perlengkapan lainnya, serta membawa berbagai senjata api seperti senapan mesin, pentungan, taster, dan senjata pengacau drone.
Hal ini juga menegaskan bahwa pasukan darurat militer membawa sekitar 10.000 peluru tajam pada 3 Desember.
Namun, pihak militer berpandangan bahwa mereka tidak memberikan amunisi aktif kepada prajurit individu atau operator khusus, melainkan menyimpannya dalam wadah selongsong peluru di dalam kendaraan dan helikopter.