Tepis Isu Bakal Jual TikTok ke Elon Musk, ByteDance: Karangan Nyata
ERA.id - TikTok membantah laporan yang menyebut akan membuka peluang untuk menjual platformnya ke miliarder Elon Musk. TikTok menyebut laporan itu sebagai karangan nyata.
"Kami tidak dapat diharapkan untuk mengomentari fiksi murni," kata juru bicara TikTok, dikutip AFP, Rabu (15/1/2025).
Dalam laporan Bloomberg News sebelumnya dikatakan bahwa pejabat China sedang mempertimbangkan untuk menjual TikTok ke Elon Musk. Hal ini menyusul regulasi Amerika Serikat yang melarang TikTok beroperasi mulai 19 Januari 2025.
Laporan tersebut menguraikan satu skenario yang sedang dibahas di China, di mana X akan membeli TikTok dari pemilik China ByteDance dan menggabungkannya dengan platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Selain itu, laporan tersebut memperkirakan nilai operasi TikTok di AS antara 40 miliar dolar AS (Rp653 triliun) dan 50 miliar dolar AS (Rp817 triliun).
Kongres AS sebelumnya meloloskan undang-undang yang mengahruskan ByteDance untuk menjual platformnya atau menutupnya. Kebijakan ini akan berlaku sehari sebelum Donald Trump dilantik sebagai presiden.
Larangan itu dikeluarkan atas dasar tuduhan terhadap China yang mengumpulkan data dan memata-matai pengguna serta menjadi saluran penyebar propaganda. Namun tuduhan tersebut secara tegas sudah pernah dibantah oleh China dan ByteDance.
Pihak TikTok juga sudah mengajukan banding ke Mahkamah Agung terkait putusan tersebut. Dalam persidangan, mayoritas hakim konservatif dan liberal di bangku beranggotakan sembilan orang tampak skeptis terhadap argumen pengacara TikTok yang menyatakan pemaksaan penjualan merupakan pelanggaran hak kebebasan berbicara Amandemen Pertama.
Donald Trump telah berulang kali mengancam akan memberlakukan tarif baru terhadap barang-barang China, yang akan memperluas perang dagang yang dimulai pada masa jabatan pertamanya dan yang sebagian besar didukung, dan dalam beberapa kasus dilengkapi oleh Presiden Joe Biden yang akan lengser.