Perdana Menteri Thailand Nyaris Jadi Korban Penipuan Berbasis AI, Nyamar Jadi Petinggi Negara Lewat Telepon
ERA.id - Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra nyaris menjadi korban penipuan melalui telepon dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). Penipu itu menggunakan suara seorang pemimpin negara asing yang tidak disebutkan olehnya.
Shinawatra mengaku mendapat pesan dengan suara yang identik dengan seorang pemimpin terkenal. Namun ia menolak untuk membongkar suara siapa yang digunakan oleh pelaku penipuan.
"Dalam klip itu, dia mengatakan dia ingin sekali bertemu saya dan bekerja sama," katanya, dikutip AFP, Kamis (16/1/2025).
Pelaku kemudian mencoba menghubungi Shinawatra di malam hari untuk terus berusaha mendapat keuntungan darinya. Namun telepon itu dia abaikan hingga keesokan harinya mulai memicu kecurigaan.
Kecurigaan itu muncul saat pelaku menyebut Thailand sebagai satu-satunya negara ASEAN yang belum memberikan bantuan. Shinawatra pun langsung tersadar bahwa hal itu adalah penipuan dengan mengatasnamakan pemimpin negara.
"Suara itu menagtakan Thailand adalah satu-satunya negara ASEAN yang belum memberikan donasi. Ketika saya mendengarnya, saya berpikir ini tidak benar," jelasnya.
Bukan hanya itu saja, dalam pesan teks yang diterima oleh Shinawatra, pelaku meminta uang untuk dikirim ke rekening bank di luar Thailand. Sejak saat itu, kecurigaan Shinawatra makin kuat dan yakin hal itu adalah bentuk penipuan.
"Saya tahu pasti saat saya melihatnya," katanya.
Meski demikian Perdana Menteri Thailand itu tidak menyebutkan kapan pesan dan penipuan itu terjadi. Namun aksi penipuan lewat panggilan telepon umum terjadi di Thailand.
Penipuan di Thailand kebanyakan menyamar sebagai polisi, pejabat pemerintah maupun staf bank dengan melakukan panggilan lewat kontak darurat pertama.
Shinawatra Paetongtarn minggu lalu melaporkan asetnya yang bernilai lebih dari 400 juta dolar AS (Rp6 triliun) kepada komisi antikorupsi Thailand.
Ayahnya Thaksin, yang pernah memiliki klub sepak bola Manchester City memiliki kekayaan bersih sebesar 2,1 miliar dolar AS, menurut Forbes, menjadikannya orang terkaya ke-10 di Thailand.