Imbas Panggilan Telepon Bocor, PM Thailand Hadapi Penyelidikan Pelanggaran Etik
ERA.id - Perdana Menteri Thailand yang sedang diskors, Paetongtarn Shinawatra, akan diselidiki atas dugaan pelanggaran etik terkait kebocoran panggilan telepon dengan mantan pemimpin berpengaruh Kamboja, Hun Sen.
Penyelidikan ini akan dilakukan oleh Badan Anti-Korupsi Thailand sehubungan dengan kebocoran telepon Paetongtarn beberapa waktu lalu. Komisi itu bahkan sudah membentuk panel investigasi untuk menyelidiki pelanggaran etik yang dilakukan oleh perdana Menteri 38 tahun itu.
"Komisi telah membentuk panel investigasi. Tidak ada kerangka waktu," kata seorang pejabat Komisi Anti-Korupsi Nasional, yang dirahasiakan Namanya, dikutip Reuters, Selasa (15/7/2025).
Badan ini diketahui memiliki mandat yang luas untuk menyelidiki tuduhan pelanggaran oleh pejabat negara di luar korupsi.
Meski demikian, Sekretaris Jenderal Komisi Anti-Korupsi Nasional, Sarote Phuengrampan, mengatakan bahwa ia tidak mengetahui adanya investigasi atau keputusan apa pun dari para komisioner.
Diketahui pengaduan tersebut datang dari 36 senator yang juga mengajukan petisi ke Mahkamah Konstitusi yang menuduh Paetongtarn, putri seorang miliarder berpengaruh secara politik, telah melanggar standar etika dan dengan sengaja menyalahgunakan kekuasaannya. Ia diskors dari tugasnya hingga putusan dijatuhkan.
Paetongtarn sendiri sudah meminta maaf atas kebocoran telepon itu dan menegaskan bahwa ia berusaha mencari solusi damai untuk eskalasi pertikaian dengan Kamboja, yang mengakibatkan penumpukan pasukan di kedua sisi perbatasan mereka.
Investigasi ini akan menjadi pukulan telak bagi pemerintahan Paetongtarn yang berusia 38 tahun, perdana menteri termuda Thailand, yang diskors dari jabatannya oleh Mahkamah Konstitusi awal bulan ini atas masalah yang sama.