Baru Ditanyai 14 Pertanyaan Seputar Ekspor-Impor Minyak Mentah, Kejagung Buka Peluang Panggil Ahok Lagi
ERA.id - Kejaksaan Agung (Kejagung) telah memeriksa mantan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Kamis (13/3/2025). Ke depan, Kejagung berencana untuk memanggil Ahok kembali.
"Nah kemudian bahwa penyidik pada waktunya nanti juga akan tentu melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap yang bersangkutan," kata Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar kepada wartawan, Kamis (13/3/2025).
Harli tak mengungkap kapan Ahok kembali dipanggil. Dia hanya menjelaskan penyidik baru bertanya 14 pertanyaan ke Ahok.
Dari belasan pertanyaan itu, Harli menekankan Ahok hanya ditanyai pertanyaan umum, contohnya, Ahok ditanya terkait ekspor-impor minyak mentah dan produk kilang.
Selama pemeriksaan, politikus PDIP ini juga membawa sejumlah dokumen yang berisi data subholding Pertamina. Dokumen itu kini sedang didalami penyidik.
"Penyidik pada waktunya nanti juga akan tentu melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap yang bersangkutan ketika dokumen-dokumen seperti yang dijelaskan oleh saksi kepada penyidik. Misalnya terkait dengan notulen-notulen rapat yang dilakukan oleh direksi atau komisaris dalam kaitan dengan tata kelola minyak mentah dan produk kilang ini," jelasnya.
Sebelumnya, Ahok telah selesai menjalani pemeriksaan di Kejagung terkait kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang dalam Pertamina, subholding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018-2023. Dia pun mengaku tidak tahu jika ada peristiwa korupsi di Pertamina Patra Niaga.
"Jadi kebetulan kinerja Pertamina kan bagus terus, selama saya di sana gitu kan. Jadi kita nggak tahu tuh, ternyata dibawah ada apa, kita nggak tahu," kata Ahok di Kejagung, hari ini.
Saat menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina, politikus PDIP ini menjelaskan dirinya hanya melakukan pemeriksaan sampai sebatas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Dia mengaku kaget karena penyidik Kejagung lebih banyak tahu dibandingkan dirinya tentang dugaan penyelewengan di Pertamina Parta Niaga.
"Ibaratnya saya tahu cuma sekaki, dia tahu sudah sekepala. Saya juga kaget-kaget juga, dikasih tahu penelitian ini ada fraud apa, ada penyimpangan transfer seperti apa, dia jelasin, saya juga kaget-kaget," tuturnya.