Kamboja Ancam Thailand Soal Impor Buah dan Sayur, Ajukan Satu Syarat Penting, Apa Itu?
ERA.id - Mantan pemimpin berpengaruh Kamboja Hun Sen mengeluarkan ultimatum kepada Thailand untuk mencabut pembatasan penyeberangan perbatasan. Ultimatum ini disertai ancaman larangan semua impor buah dan sayur Thailand.
Dalam pidatonya kepada rakyat, Hun Sen – ayah dari Perdana Menteri saat ini Hun Manet – mengancam akan melarang semua buah dan sayur dari Thailand kecuali Bangkok mencabut semua pembatasan penyeberangan perbatasan dalam waktu 24 jam.
"Jika pihak Thailand tidak membuka kembali perbatasan seperti biasa hari ini, besok kami akan memberlakukan larangan impor buah dan sayuran ke Kamboja di seluruh perbatasan," kata Hun Sen, dikutip AFP, Selasa (17/6/2025).
Ancaman itu, kata Hun Sen, sudah diberi tahu secara langsung ke pihak Thailand oleh Hun Manet.
Kamboja pada hari Minggu secara resmi meminta Mahkamah Internasional (ICJ) untuk membantu menyelesaikan sengketa perbatasan di empat wilayah – lokasi bentrokan bulan lalu dan tiga kuil kuno.
Hun Sen juga mengatakan negaranya harus pergi ke ICJ karena Kamboja menginginkan "perdamaian" karena kedua negara tidak akan pernah mencapai kesepakatan di keempat wilayah tersebut.
Kamboja telah berulang kali meminta Thailand untuk bersama-sama membawa kasus tersebut ke ICJ.
"Hanya pencuri yang takut pada pengadilan," tegas Hun Sen.
Selain itu, Hun Sen menekankan bahwa Kamboja tidak akan mundur dan akan menghormati putusan ICJ. Ia juga meminta puluhan ribu migran Kamboja yang bekerja di Thailand untuk kembali ke rumah, dengan mengatakan mereka akan menghadapi diskriminasi yang semakin meningkat seiring berlanjutnya pertikaian perbatasan.
"Kita harus kembali ke rumah, dan inilah saat yang tepat. Sengketa perbatasan tidak akan berakhir dengan mudah, jadi penghinaan kadang terjadi, dan kali ini lebih serius," imbuhnya.
Perselisihan ini bermula dari penggambaran batas wilayah negara sepanjang 800 km pada awal abad ke-20 selama pendudukan Prancis di Indochina.
Kamboja sebelumnya telah meminta bantuan dari ICJ dalam sengketa wilayah atas kuil perbatasan.
Pada tahun 1962, pengadilan memutuskan bahwa kuil Preah Vihear yang disengketakan adalah milik Kamboja dan pada tahun 2013, ICJ memberikan wilayah di sebelah kuil tersebut kepada Kamboja juga.
Namun keputusan itu ditolak oleh Thailand yang tidak menerima yurisdiksi pengadilan.
Kekerasan yang dipicu oleh sengketa tersebut telah menyebabkan 28 kematian di wilayah tersebut sejak tahun 2008. Kematian terbaru terjadi pada 28 Mei lalu yang menewaskan tentara Kamboja.
Tentara Kamboja dan Thailand adu tembak di wilayah sengketa yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, tempat perbatasan Kamboja, Thailand, dan Laos bertemu.
Tentara Thailand dan Kamboja sama-sama mengatakan bahwa mereka bertindak untuk membela diri.
Diketahui Thailand telah memperketat kontrol perbatasan dengan Kamboja dalam beberapa hari terakhir. Hal ini juga dilakukan oleh Kamboja dengan memerintahkan pasukan untuk tetap "siaga penuh", melarang drama Thailand dari TV dan bioskop, menutup pos pemeriksaan perbatasan yang populer, dan memutus pita lebar internet dari Thailand.