Turki Rencanakan Penyelidikan Internasional untuk Kasus Khashoggi
Demikian laporan media pemerintah dengan mengutip Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu dilansir Antara, Selasa (22/1/2019).
Khashoggi, orang dalam kerajaan yang menjadi pengeritik Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan menjadi kolumnis Washington Post setelah kepindahannya ke Amerika Serikat, tewas di konsulat kerajaan tersebut di Turki pada 2 Oktober.
Setelah membuat sejumlah pernyataan kontradiktif tentang nasib Khashoggi, Arab Saudi mengatakan bahwa Khashoggi telah dibunuh dan jasadnya dimutilasi saat perundingan untuk membujuknya pulang ke Arab Saudi kandas.
Turki sebelumnya mengatakan sedang berkoordinasi dengan sejumlah negara untuk menyelidiki kasus Khashoggi, dan menuduh Arab Saudi tidak melakukan koordinasi secara penuh untuk menutupi pembunuhan wartawan tersebut.
Cavusoglu mengatakan dalam sebuah pidato bahwa beberapa negara Barat sedang berupaya menutupi pembunuhan Khashoggi. Dia juga mengatakan bahwa Turki telah membuat persiapan untuk meluncurkan penyelidikan internasional dalam kasus tersebut.
"Negara-negara Barat kini sedang mencoba menutupi kasus ini. Saya tahu alasannya. Kami tahu dan mengerti kesepakatan macam apa yang telah dibuat. Kami melihat bagaimana mereka yang berbicara tentang kebebasan pers kini sedang menutupi kasus ini setelah melihat uang," katanya.
"Namun kami akan melanjutkannya sampai akhir. Kami telah membuat persiapan untuk penyelidikan internasional dalam beberapa hari mendatang dan akan mengambil sejumlah langkah yang diperlukan," kata dia.
Meskipun penyelidikan gabungan dengan sejumlah pejabat Saudi mengarah pada konsulat Saudi di Istanbul, kediaman konsul dan beberapa lokasi lain, keberadaan mayat Khashoggi masih belum diketahui.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pembunuhan Khashoggi merupakan perintah para pemimpin tinggi Saudi, namun Riyadh membantah tuduhan yang menyatakan bahwa putra mahkota terlibat dalam pembunuhan tersebut.
Jaksa penuntut Arab Saudi meminta hukuman mati untuk lima dari 11 tersangka yang ditahan terkait pembunuhan tersebut, yang menuai kemarahan internasional dan merusak reputasi putra mahkota yang berusia 33 tahun tersebut.
Arab Saudi mendapat tekanan internasional yang kuat mengenai pembunuhan Khashoggi, termasuk dari sekutu terdekatnya, Amerika Serikat, yang Senatnya memilih resolusi yang menyalahkan putra mahkota atas pembunuhan tersebut.