Jepang Hapus Bantuan Biaya Hidup Mahasiswa Asing, Fokus Bantu Pelajar Lokal
ERA.id - Kementerian Pendidikan Jepang berencana untuk menghapus biaya hidup bagi mahasiswa doktoral asing. Penghapusan itu berupa akses subsidi biaya hidup mencapai 1,8 juta yen atau sekitar Rp201 juta.
Menurut laporan Kyodo News, mahasiswa asing ini menerima lebih dari sepertiga hibah publik. Parlemen yang berdebat sengit soal penghapusan ini pun berencana akan menghapus akses orang asing terhadap subsidi biaya hidup sebesar 1,8 juta yen (setara Rp201,9 juta) hingga 2,4 juta yen (setara Rp269, 1 juta) per tahun.
Berdasarkan laporan, penghapusan ini diharapkan akan berlaku pada tahun fiskal 2027, menunggu persetujuan dari sebuah komite.
Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi, 10.564 orang menerima subsidi pada tahun fiskal 2024, di antaranya 4.125 orang, sekitar 39 persen, berasal dari luar negeri.
Warga negara China mendominasi penerima subsidi biaya hidup mencapai 76 persen dari kelompok non-Jepang yang berjumlah 3.151 orang.
Pada Maret, temuan tersebut diangkat selama sesi parlemen oleh seorang anggota parlemen yang menyerukan agar dana tersebut pada prinsipnya dibatasi hanya untuk warga negara Jepang.
Pemerintah meluncurkan program dukungan pada tahun fiskal 2021 untuk meningkatkan jumlah mahasiswa doktoral dengan mendukung biaya hidup dan penelitian mereka.
"Perubahan tersebut mencerminkan tujuan program untuk meredakan kekhawatiran mahasiswa Jepang tentang situasi keuangan mereka agar mereka dapat melanjutkan ke studi doktoral," kata seorang anggota panel, seraya menambahkan bahwa banyak mahasiswa asing membiayai pendidikan mereka secara pribadi.
Mahasiswa asing akan tetap memenuhi syarat untuk mendapatkan dukungan penelitian hingga 1,1 juta yen (setara Rp123 juta) di bawah program tersebut.