Kepala BNPT Sebut Ba’asyir Napi Terorisme Kategori Hardcore
“Hardcore, sama sekali mereka tidak mau ikut itu, karena kan bertentangan. Hardcore sama sekali nggak mau. Tapi yang lainnya, napi-napi cek masih ikut untuk ikut memberikan pencerahan,” katanya, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Suhardi menjelaskan, napi terorisme dalam kategori hardcore seperti Abu Bakar Ba'asyir tak bisa menerima konsep dari progam deradikalisasi. “Tapi tetap kita upaya untuk bisa tersentuh, supaya kita minimal bisa mereduksi mindset ideologi mereka," imbuh Suhardi.
Di samping itu, Suhardi menjelaskan, treatment yang dilakukan oleh pihaknya terhadap para narapidana terorisme, dengan mendatangkan ulama untuk mengajak para napi kembali ke jalan yang benar dan sesuai dengan agamanya.
“Karena kita menggunakan apa treatment-nya? kita gunakan ulama untuk mengajak diskusi para napiter untuk menyadarkan, ajaran kamu sebenarnya begini menurut agama. Biasa kita kirim ulama yang lebih tinggi ilmunya. Jangan yang di bawah, di bawah nanti malah diajarin. Jadi ini yang kita mainkan, mudah-mudahan ini menjadi treatment juga,” jelasnya.
Sedangkan dari sisi kemanusiaan, kata Suhardi, pihaknya telah memberi pelayanan terbaik, contohnya dengan adanya pendampingan terhadap para narapidana terorisme dalam hal ini Abu Bakar Ba’asyir.
“Kan yang bersangkutan sudah umur, sudah tua, itu kan ada pendampingnya, asistennya selama di situ kita berikan khusus. Kemudian kita mudahkan kalau akses kesehatan,” tutupnya.
Kendati demikian, jika Ba'asyir bebas nanti, BNPT tetap akan melakukan monitoring secara periodik. Upaya pemantauan ini mengantisipasi kemungkinan Ba'asyir kembali melibatkan diri dalam aksi teror.
“Untuk pembebasan bersyarat kita lakukan evaluasi periodik, itu ada tim assessment dan kami bagian dari tim assessment itu. Kita turunkan tim lengkap, itu periodik kita lakukan apalagi kalau orang mau mengajukan pembebasan bersyarat. Ini yang kita kerjakan,” pungkas Suhardi.