Menag Sebut Tabloid Indonesia Barokah Bentuk Politik Praktis

Jakarta, era.id - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyebut tabloid Indonesia Barokah yang beredar di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur merupakan bentuk politik praktis.

Menurut dia, harusnya pesantren maupun masjid menjadi tempat steril dari penyebaran tabloid itu. Sebab, tempat ibadah harusnya jauh dari politik praktis.

"Kita umat beragama hendaknya menjaga kesucian rumah-rumah ibadah kita, masjid-masjid, musala kita, termasuk gereja dan semua rumah ibadah untuk tidak dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas politik praktis. Karena umat, jemaah, di setiap rumah ibadah itu punya aspirasi politiknya yang beragam dan berbeda-beda, oleh karenanya kita harus menjaga betul," kata Lukman usai menghadiri Harlah Muslimat NU ke-73 di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (27/1/2019).

Lembaga yang dipimpinnya itu kemudian telah mengambil langkah antisipasi, salah satu caranya dengan memantau peredaran tabloid tersebut di tempat-tempat ibadah. Sebab, jika tabloid tersebut terus disebar maka bukan tak mungkin terjadi perpecahan antar umat.

"Kami terus memantau rumah-rumah ibadah kita. Seluruh jajaran Kementerian Agama di tingkat provinsi, kabupaten, kota, bahkan di setiap kecamatan, kita minta agar ikut memantau apakah rumah-rumah ibadah itu ada aktivitas seperti itu yang bisa berpotensi membenturkan antar umat agama itu sendiri," jelas dia.

Politikus PPP ini juga berharap agar tabloid ini tak kemudian membawa dampak negatif di masyarakat ke depannya. Sebab, segala langkah preventif telah dilakukan oleh jajarannya.

Jokowi Cari Tabloid Indonesia Barokah

Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengaku dirinya belum membaca tabloid yang disebut menyudutkan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019. Dia justru mengaku tengah mencari majalah tersebut.

"Belum baca, saya baru mau cari (tabloid Indonesia Barokah)," kata Jokowi.

Bahkan, Jokowi malah menanyakan kepada pewarta yang mewawancarainya terkait majalah tersebut daripada memberikan komentar. Sebab, capres petahana itu mengaku belum membacanya.

"Kamu sudah baca belum? Kalau nanti sudah dapat, saya baru baca, baru saya nanti berkomentar," ungkap Jokowi.

Supaya kalian tahu, tabloid Indonesia Barokah memuat berita mengenai Prabowo, Obor Rakyat, hingga aksi 212. Namun, penerbit tabloid ini tak jelas. Bahkan, salah satu edisi tabloid ini mengusung headline Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik?.

Tabloid Indonesia Barokah diberitakan telah beredar sejumlah tempat seperti di rumah-rumah warga, masjid hingga pesantren di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Lebih lanjut, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, juga telah melaporkan tabloid ini ke Dewan Pers. 

BPN menganggap pemberitaan Indonesia Barokah tidak sesuai dengan kode etik jurnalistik yakni Pasal 1, 3, 4 dan 8, serta tidak sesuai dengan Surat Edaran Dewan Pera Nomor 02/SE-DP/VIII/2018 tentang Posisi Media dan Imparsialitas Wartawan Dalam Pemilu 2019.

Tag: pilpres 2019