Din Syamsuddin: Soeharto Patut Jadi Jadi Pahlawan walau Terlambat

ERA.id - Tokoh Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mendukung penuh wacana penetapan Presiden ke-2 RI Soeharto sebagai Pahlawan Nasional karena Harto berjasa besar dalam membangun bangsa.

“Penetapan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional sangat patut, meski terlambat. Selama 30 tahun memimpin Indonesia, beliau menunjukkan komitmen kuat membangun bangsa dan negara,” ujar Din usai jamuan makan malam pembuka The 9th World Peace Forum di Galeri Nasional, Jakarta, Sabtu, 9 November.

Din menilai Soeharto berperan besar dalam pembangunan nasional yang membuatnya dijuluki Bapak Pembangunan. Ia juga bilang Harto dekat dengan umat Islam. “Soeharto menunjukkan komitmen kepada Islam secara objektif. Banyak yang tak suka kedekatannya dengan umat Islam di akhir masa kepemimpinan, tapi sejarah telah mencatat,” tambahnya.

Din mengimbau masyarakat menyikapi penetapan ini dengan bijaksana. Ia menegaskan pengakuan terhadap Soeharto tidak mengurangi jasa tokoh lain, termasuk Presiden Soekarno sebagai proklamator bangsa. “Kesalahan pemimpin bisa terjadi, asal tidak melanggar konstitusi,” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK), Fadli Zon, melaporkan 49 nama calon Pahlawan Nasional kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/11/2025). Dari jumlah itu, 24 nama menjadi prioritas, termasuk Soeharto.

Fadli menjelaskan, nama Soeharto telah diusulkan tiga kali, masing-masing pada 2011, 2015, dan 2025, dan seluruhnya memenuhi syarat. “Semua nama yang diajukan telah melalui penelitian dan pengkajian objektif, dari kabupaten, provinsi, hingga Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP). Proses ini transparan dan akuntabel,” kata Fadli.

Ia menambahkan, pemberian gelar Pahlawan Nasional merupakan bentuk penghormatan atas jasa besar para tokoh bagi bangsa. Pemerintah akan mengumumkan penerima gelar Pahlawan Nasional pada Senin, 10 November 2025, bertepatan dengan Hari Pahlawan.