Prabowo Klaim Pemerintah Kerja Cepat Atasi Bencana tapi Warga Tamiang Berkata Sebaliknya
ERA.id - Presiden Prabowo Subianto mengklaim pemerintah kerja cepat menangani bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, terutama Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
"Kita buktikan rakyat melihat reaksi pemerintah cepat, reaksi pemerintah mengatasi masalah, kita sudah buktikan sekarang rakyat melihat ada musibah di bagian dari wilayah tanah air kita, tetapi alat-alat negara segera hadir," imbuh Prabowo pada acara Puncak Peringatan HUT Ke-61 Partai Golkar di Istora Senayan, Jakarta, Jumat malam.
Presiden Prabowo menyebut musibah yang terjadi menimbulkan penderitaan dan tantangan bagi masyarakat di daerah terdampak. Namun, Presiden menilai situasi tersebut justru menunjukkan ketangguhan Indonesia sebagai negara besar yang mampu menghadapi cobaan, badai, dan bencana tanpa kehilangan keutuhan.
Prabowo menegaskan masyarakat dapat melihat respons pemerintah dalam menangani kondisi darurat melalui kehadiran alat negara di lokasi musibah dengan pengerahan armada udara dalam skala besar untuk beroperasi di daerah terdampak.
"Mungkin beberapa bulan, beberapa tahun yang lalu tidak ada yang bisa memperkirakan bahwa negara kita mampu mengerahkan 50 helikopter, 50 helikopter sekarang sedang bergerak di daerah musibah. Minggu ini helikopter baru lima buah helikopter minggu ini dan terus berdatangan," kata Presiden.
Prabowo menyebut bencana yang terjadi menjadi ujian bagi bangsa, namun dia menilai Indonesia mampu mengatasinya dengan kekuatan sendiri. "Jadi saudara-saudara bencana ini sekali lagi ya musibah, tapi di sisi lain menguji kita, menguji kita dan Alhamdulillah kita kuat, Kita mengatasi masalah dengan kita sendiri," kata Presiden.
Bantuan lambat datang
Beda dari klaim Prabowo, warga Sekerak, Aceh Tamiang, malah mengaku tak dapat bantuan selama 10 hari. Saat dikepung derita itu, mereka bahkan meminum air banjir.
Fakta tersebut diutarakan Ferry Irwandi, yang turun membantu membawa sumbangan masyarakat senilai Rp10 miliar ke daerah-daerah yang terisolir.
"Keadaannya (di Tamiang) mengerikan, orang-orang enggak makan berhari-hari, orang-orang susah minum, mereka minum dari air banjir dan diberikan bubuk teh supaya tidak bau," ujar Ferry dalam Instagram miliknya pada Jumat kemarin yang dilihat ERA pada Sabtu (6/12/2025).
"Bahwa di sini, belum ada bantuan dari pusat, dari nasional, bahkan dari pemerintah sama sekali. Sekali lagi, kondisi di sini mencekam," ucapnya.
Ferry bilang bantuan untuk warga Tamiang hanya berasal dari dana desa. "Mereka hanya mendapatkan bantuan dari dana desa, hanya sebatas beras. Enggak ada situasi yang membaik di sini, enggak ada situasi yang tidak mencekam di sini, masih banyak daerah yang terisolasi. Gue melihat truk di atas truk," ungkapnya.
"Tidak usah kalian membuat narasi-narasi yang mencoba untuk membelokkan keadaan ini, seakan-akan membaik dan itu enggak benar. Gue sudah lihat kondisi di sini," tutupnya.
Lewat foto pula, Ferry membagikan potret keadaan yang memilukan di Tamiang lewat Instagramnya. Ada bus rusak yang bersusun karena disapu banjir.
"Tamiang dan keadaannya sama sekali tidak membaik, orang-orang kelaparan, kehausan, tidak ada air dan listrik. Tolong siapapun bantu Aceh, bantu Tamiang, bantu Takengon, Gayo, Bener Meriah. Sekali lagi keadaanya mencekam, pemerintah tolong bantuannya," tulis Ferry.