Warga Indonesia Ngebom Gereja di Filipina

Jakarta, era.id - Bom bunuh diri terjadi di Gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina. Puluhan orang meninggal dan ratusan orang lainnya luka-luka.

Dilansir dari BBC News Indonesia, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Año mengatakan dua pelaku serangan bom tersebut berasal dari Indonesia. 

"Yang bertanggung jawab (dalam serangan ini) adalah pembom bunuh diri Indonesia. Namun kelompok Abu Sayyaf yang membimbing mereka, dengan mempelajari sasaran, melakukan pemantauan rahasia dan membawa pasangan ini ke gereja," kata Año.

Dia menerangkan, militer Filipina menyatakan serangan bom ini menyebabkan 22 orang meninggal dan 100 lainnya luka-luka.

Tujuan pelaku melakukan penyerangan, kata ANo, bertujuan untuk memberi contoh dan mempengaruhi teroris Filipina untuk melakukan pemboman bunuh diri.

Ia menambahkan, daerah Zamboanga, Davao, Cagayan de Oro merupakan sasaran ideal teroris.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Provinsi Sulu, yang membawahi Jolo, Pablo Labra mengatakan, beberapa saksi mata menunjuk pria dan perempuan yang mereka percaya berada di balik pemboman itu. Meski ISIS sempat mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Pablo Labra mengatakan, mengutip para saksi mata saat terjadi pengeboman, sang istri duduk di dalam gereja sementara suaminya keluar.

Perempuan --yang memakai jaket berwarna keabuan-- membawa ransel dan tidak keluar gereja sebelum ledakan pertama. Selanjutnya, bom kedua terjadi pada pengebom pria.

Labra menambahkan, saat ini, ditemukan dua pasang kaki yang penuh luka dari lokasi pengeboman. Kaki tersebut belum ada yang mengkliam dan diduga merupakan milik dari pengebom bunuh diri. Hasil dari uji DNA potongan-potongan tubuh ini akan diumumkan dalam beberapa hari ini ke depan, 

Sementara itu, Konsul Jendral Indonesia di Davao, Berlian Napitupulu, saat dihubungi BBC News Indonesia, mengatakan belum mendapatkan informasi tentang pasangan Indonesia yang disebutkan melakukan penyerangan itu.

 

Tag: teroris hari perempuan internasional